September 23, 2020

PEMBABAKAN ZAMAN PRASEJARAH : KAJIAN ARKEOLOGI

        Zaman prasejarah yang juga dikenal dengan sebutan zaman praaksara atau zaman nirleka (nir: tidak, leka: tulisan/aksara), adalah suatu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan atau aksara. Dengan demikian, pengertian zaman prasejarah adalah zaman yang berlangsung sebelum memasuki zaman sejarah dan belum mengenal aksara. Pembabakan Prasejarah bisa dilakukan melalui dua disiplin ilmu, yaitu arkeologi dan geologi. Arkeologi prasejarah merupakan sub bidang ilmu arkeologi yang mempelajari kebudayaan manusia pada zaman praaksara, berawal sejak munculnya manusia di bumi dan berakhir pada masa munculnya tulisan atau aksara.

            Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau melalui benda-benda artefak. Dari hasil penelitian para ahli arkeologi, maka tabir kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia dapat diketahui. Berdasarkan penggalian arkeologi maka prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman (zaman batu dan zaman logam), seperti pada uraian materi berikut ini.

 

1 .Zaman Batu

            Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:

 

1.      Zaman Batu Tua

            Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam. Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:

·         Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)

·         Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis)

 

Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)

 




2.      Zaman Batu Tengah

            Ciri zaman Batu Pertengaham  (Mesolithikum):

·         Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)

·         Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.

·         Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)

·         Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.

·         Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.

 

Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:

a.      Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)

b.      Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)

c.       Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)

Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua—Melanosoid

 



3.      Zaman Batu Muda

            Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food Producing (mengolah dan meramu makanan), manusianya hidup secara menetap di wilayah tertentu dan sudah mengetahui cara bercocok tanam dan berternak. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:

·         Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,

·         Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa, Pakaian dari kulit kayu

·         Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)

Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)

 




4.      Zaman Batu Besar

            Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain:

·         Menhir:

Tugu batu atau tiang batu yang terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan pada suatu tempat tertentu. Berfungsi sebagai tempat pemujaan Roh nenek moyang dan tanda peringatan orang yang telah meninggal dunia. Ditemukan di Sumatra, Sulawesi Tengah, Kalimantan.

·         Dolmen:

Meja batu tempat untuk meletakkan sesaji yang akan dipersembahkan kepada roh nenek moyang. Di bawah dolmen biasanya terdapat kubur batu. Ditemukan di Sumatra Barat, Sumbawa.

·         Sarkofagus:

Peti jenazah yang terbuat dari batu utuh (batu tunggal). Sarkofagus yang ditemukan di Bali sampai sekarang tetap dianggap keramat dan memiliki kekuatan magis oleh masyarakat setempat

·         Kubur batu:

Peti jenazah yang terdiri dari lempengan batu pipih. Ditemukan di daerah kuningan Jawa Barat

·         Punden berundak:

Bangunan suci tempat memuja roh nenek moyang yang dibuat dengan bentuk bertingkat-tingkat. Ditemukan di daerah Lebak Cibedug, Banten

·         Waruga:

Kubur batu yang berbentuk kubus dan terbuat dari batu utuh. Ditemukan di Sulawesi Tengah dan Utara

·         Arca:

Patung yang menggambarkan manusia maupun binatang. Binatang yang dibuat arca antara lain kerbau, gajah, kera. Ditemukan di Dataran tinggi Pasemah, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur.


 

2. Zaman Logam

            Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Kelebihan teknik bivalve dari a cire perdue adalah dapat digunakan berkali-kali. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:

 

1.      Zaman Perunggu

            Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.

Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :

·         Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan diSumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian

·         Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin.Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti

·         Bejana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.

·         Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)

 



2.      Zaman Besi

            Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggusebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C. Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:

·         Mata Kapak bertungkai kayu

·         Mata Pisau

·         Mata Sabit

·         Mata Pedang

·         Cangkul

Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur).

            Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.

            Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.

            Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.

 

 

Sumber :

http://osejarah.blogspot.com/2015/04/zaman-prasejarah-menurut-ilmu-arkeologi.html

https://history1978.wordpress.com/2011/09/19/pembabakan-zaman-prasejarah-berdasarkan-arkeologi/

https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/pembabakan-prasejarah

September 17, 2020

Herman Willem Deandles (1808-1811) : Era Napoleon di Indonesia

 


    Setelah VOC dibubarkan pada tahun 1799 dikarenakan beberapa hal, seperti adanya peperangan Perancis dan Inggris, korupsi yang dilakukan oleh sebagian besar pegawai VOC, serta besarnya anggaran pengeluaran terutama biaya perang. Dengan jatuhnya VOC, Belanda membentuk pemerintahan baru yang disebut dengan Hindia Belanda (Nederlands Indies) guna mempertahankan Indonesia sebagai negara atau wilayah kekuasaannya. Perlu diketahui, pada periode yang sama Belanda berada di tangan Perancis. Dengan kata lain, suatu negara yang menjajah Nusantara (Belanda) disatu sisi dijajah oleh negara lain (Perancis).

  Jatuhnya kekuasaan Belanda Pada tahun 1806, Napoleon Bonaparte selaku penguasah Prancis membubarkan Republik Bataaf dan membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda). Napoleon kemudian mengangkat Louis Napoleon sebagai Raja Belanda.

    Karena Indonesia berada di bawah ancaman Inggris yang berkuasa di India, Napoleon membutuhkan orang yang kuat dan berpengalaman militer untuk mempertahankan jajahannya di Indonesia. Oleh karena itu, Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels sebagai gubernur jenderal di Indonesia. Daendels mulai menjalankan tugasnya pada tahun 1808 dengan tugas utama mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.

Kebijakan Pemerintahan Herman W. Daendel

    Sebagai seorang revolusioner, Daendels sangat mendukung perubahan-perubahan liberal. Beliau juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan perdagangan. Akan tetapi, dalam melakukan kebijakan-kebijakannya beliau bersikap diktator sehingga dalam masa pemerintahannya yang singkat, yang diingat rakyat hanyalah kekejamannya. Pembaruan-pembaruan yang dilakukan Daendels dalam tiga tahun masa jabatannya di Indonesia adalah sebagai berikut.

I.) Bidang Birokrasi Pemerintahan

                1.      Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping gubernur jenderal                     dibubarkan dan diganti dengan Dewan Penasihat. Salah seorang penasihatnya                     yang cakap ialah Mr. Muntinghe.

                2.      Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31 kabupaten.                                                    Setiap prefektuur dikepalai oleh seorang residen (prefek) yang langsung di                            bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap residen membawahi beberapa bupati.

                3.      Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan diberi pangkat sesuai                         dengan ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda. Mereka mendapat                                 penghasilan dari tanah dan tenaga sesuai dengan hukum adat.

II.) Bidang Hukum dan Peradilan

                1.      Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3 jenis pengadilan.

·         Pengadilan untuk orang Eropa.

·         Pengadilan untuk orang pribumi.

·         Pengadilan untuk orang Timur Asing.

Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur dengan prefek sebagai ketua dan para bupati sebagai anggota. Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di wilayah prefektuur seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.

            2.      Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, termasuk terhadap bangsa Eropa                     sekalipun. Akan tetapi, Daendels sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran                 dalam penjualan tanah kepada swasta.

III.) Bidang Militer dan Pertahanan

Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, Daendels mengambil langkah-langkah berikut ini.

1.      Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun perekonomian.

2.      Menambah jumlah pasukan dalam angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.

3.      Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal itu dilakukan karena beliau tidak dapat mengharapkan lagi bantuan dari Eropa akibat blokade Inggris di lautan.

4.      Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.

IV.) Bidang Ekonomi dan Keuangan

            1.      Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan                     dilakukan pemberantasan korupsi dengan keras.

            2.      Mengeluarkan uang kertas.

            3.      Memperbaiki gaji pegawai.

            4.      Pajak in natura/hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte             Leverantie) yang diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan                             ditingkatkan.

            5.      Mengadakan monopoli perdagangan beras.

            6.      Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya             untuk menanam tanaman ekspoer (seperti kopi).

V.) Bidang Sosial

            1.      Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun jalan Anyer-                        Panarukan.

            2.      Perbudakkan dibiarkan berkembang.

            3.      Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.

            4.      Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.

 


    Kebijakan yang dilakukan Deandles mampu menutupi kekosongan kas Belanda di Indonesia dan tetap mempertahankan kekuasaannya dari serangan Inggris, namun Pada bulan Mei 1811 kedudukan Daendels sebagai gubernur Jendral digantikan oleh Jan Willem Jansses. Hal ini dikarenakan Daendels bertindak dictator, kejam, dan sewenang-wenang. Akibatnya pemerintahannya banyak menimbulkan kritik, baik dari dalam maupun dari luar negeri dan tidak sesuai dengan semangat Liberlisme yang dikampanyekan Napoleon, akhirnya Daendels dipanggil pulang ke negeri Belanda. Alasan lain Daendels digantikan dikarenakan Prancis memanggil Daendels untuk diikut sertakan dalam penyerbuan ke Rusia pada perang Koalisi VI.

    Pada tanggal 4 Agustus 1811 enam puluh kapal Inggris muncul di depan Batavia dan sampai tanggal 26 agustus kota berikut daerah-daerah sekitarnya jatuh ke tangan Inggris. Janssens mundur ke Semarang, pihak Inggris berhasil memukul mundur pihak Janssens dan pada tanggal 18 September Jenssens menyerah didekat Salatiga. Pada saat itu Jenssens menandatangani Kapitulasi Tuntang yang isi pokoknya ialah seluruh pulau Jawa menjadi milik Inggris, Sejak saat itu, Indonesia menjadi jajahan Inggris.

 

Sumber :

http://indonesian-persons.blogspot.com/2013/04/masa-pemerintahan-herman-willem-daendels.html

https://rharajingga.wordpress.com/2014/03/28/sistem-pemerintahan-daendels-dan-rafles-di-indonesia-sistem-sewa-tanah/

Agustus 31, 2020

PEMBABAKAN ZAMAN PRASEJARAH : KAJIAN GEOLOGI


Zaman prasejarah yang juga dikenal dengan sebutan zaman praaksara atau zaman nirleka (nir: tidak, leka: tulisan/aksara), adalah suatu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan atau aksara. Dengan demikian, pengertian zaman prasejarah adalah zaman yang berlangsung sebelum memasuki zaman sejarah dan belum mengenal aksara. Pembabakan Prasejarah bisa dilakukan melalui dua disiplin ilmu, yaitu Geologi  dan Arkeologi.

Kajian Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan, berdasarkan komposisinya, struktur, sejarah, sifat-sifatnya, dan juga proses pembentukannya, dan orang yang memelajari dan mendalami ilmu geologi disebut geolog.



Berdasarkan geologi, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan prasejarah yang terdiri dari :

1.      Zaman Arkaekum (Zaman Tertua)

Zaman arkaekum atau Arkaezoikum berlangsung selama kira – kira 2,5 miliar tahun. Zaman ini berlangsung pada saat kulit bumi masih berada dalam keadaan panas sehingga tidak ada kehidupan yang bisa tumbuh. Udara di bumi pada waktu itu masih berupa bola gas yang sangat panas sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan. Di zaman ini aktivitas vulkanik dan tektonik bumi berjalan masif dimana zaman ini bumi sedang dalam proses pembentukan muka bumi (geomorfologi).



2.      Zaman Paleozoikum (Zaman Primer atau Zaman Hidup Tua)

Pada zaman prasejarah berdasarkan geologi ini adalah zaman dimana kehidupan untuk pertama kalinya muncul di bumi dan banyak Flora dan Fauna Pada Zaman Paleozoikum. Kata Paleozoikum diambil dari bahasa Yunani yang artinya Palaio (tua) dan Zolon (Hewan) atau kehidupan purba. Waktu berlangsungnya zaman Paleozoikum adalah kurang lebih antara 542 – 251 juta tahun lalu. Ada enam Pembagian Zaman Paleozoikum yaitu:

Periode Kambrium – Kata Kambrium berasal dari Cambria, nama klasik dari Wales yang menjadi wilayah asal batuan yang dipelajari dari periode ini.

Periode Ordovisum – Nama periode ini diambil dari nama salah satu suku di Wales. Periode Ordovisum diberi definisi oleh Chales Lapworth untuk menyelesaikan adanya perdebatan antara pengikut Roderick Murchison dan Adam Sedgwick pada 1897. Lapisan batuan yang sama di Wales Utara dikelompokkan dalam periode Kambrium dan Silur, dan ditemukan fosil fauna yang tidak memiliki kesamaan dengan lapisan batuan pada kedua periode tersebut sehingga diberi nama sendiri sebagai batuan dari periode Ordovisum. Pada zaman ini hampir semua daerah di sebelah utara dari garis balik adalah lautan, sementara daratannya membentuk benua super bernama Gondwana, yang gerakannya menuju Kutub Selatan.

Periode Silur – Awal dari periode dalam prasejarah berdasarkan geologi ini ditandai dengan adanya peristiwa besar dari kepunahan sekitar 60 persen spesies laut.

Periode Devon – Nama periode ini berasal dari suatu daerah di Inggris dimana batuan Exmoor pertama kali dipelajari. Periode ini juga disebut sebagai masa kejayaan dari ikan tidak berahang dan placoderma yang hidup di periode Devon. Ada dua alur evolusi ikan pada akhir periode ini yaitu ikan bersirip pipih dan ikan bersirip bulat.

Periode Karbon – Nama pada periode prasejarah berdasarkan geologi ini berasal dari lapisan tebal kapur yang ditemukan di Eropa Barat. Selama dua pertiga periode ini disebut subperiode Mississippian dan sisanya disebut sebagai subperiode Pennsylvanian. Kehidupan berupa pohon – pohon konifer sudah muncul pada periode ini. Hutan penuh dengan serangga raksasa, reptil pertama dan berbagai anthropoda. Akhir periode ini ditandai ketika mulainya zaman es di seluruh belahan bumi selatan.

Periode Perm – Ini adalah periode terakhir dari zaman Paleozoikum yang terbagi menjadi tiga periode lagi yaitu Lopongian, Guadalupian dan Cisuarian. Periode ini berakhir dengan punahnya 95 persen spesies di bumi yang memberikan kesempatan berkembangnya kelompok hewan jenis lain seperti mamalia dan burung.




 

3.      Zaman Mesozoikum (Zaman Sekunder atau Zaman Hidup Pertengahan)

Zaman prasejarah berdasarkan geologi ini berlangsung pada waktu 250 hingga 66 juta tahun lalu, dimana pada zaman ini perkembangan reptil berlangsung paling besar. Periode ini juga dikenal dengan nama zaman reptil dan terbagi menjadi tiga periode yaitu:

Periode Triasic – Berlangsung sekitar 250 – 200 juta tahun lalu, merupakan masa transisi dari kepunahan di periode Perm yang gersang menuju periode Jurassic yang subur dan rimbun. Periode ini juga terbagi menjadi tiga, yaitu Triasic Awal pada 250 – 247 juta tahun lalu ketika daratan masih berupa gurun yang gersang dan benua besar belum terpecah. Kemudian Triasic Tengah pada 247 – 237 juta tahun lalu dimana Pangea pecah dan laut Tethys tercipta. Ekosistem pada masa ini telah pulih dari kehancuran dengan pulihnya karang, fitoplankton dan krustacea, juga semakin besarnya spesies reptil. Lalu periode Triasic Akhir pada 237 – 200 juta tahun lalu yang ditandai dengan gelombang panas dan curah hujan sedang yang memicu ledakan evolusi reptil di darat dan munculnya dinosaurus pertama hasil evolusi, dan menyebabkan kepunahan besar yang disebut Trias-Jura.

Periode Jurassic – Berlangsung kira – kira 200 – 145 juta tahun lalu dan juga terbagi tiga yaitu Jurassic Awal pada 200-175 juta tahun lalu dengan iklim yang menjadi jauh lebih lembab dan tropis. Ichthyosaurus, plesiosaurus dan ammon adalah spesies dominan di laut. Di daratan, dinosaurus dan reptil adalah spesies dominan. Jurassic Tengah, 175 – 163 juta tahun lalu dengan perkembangan reptil seperti diplodocus dan brachiosaurus. Hutannya sebagian besar adalah hutan konifer dan merupakan masa puncak hidup reptil. Kemudian Jurassic Akhir pada 163 – 145 juta tahun lalu yang terjadi kepunahan besar karena Pangea terpisah menjadi Laurasia dan Gondwana sehingga permukaan air laut naik dan padang pakis hancur. Mamalia mulai berkembang dalam bentuk yang relatif masih kecil.

Periode Cretaceous – Disebut juga dengan periode kapur sebagai periode terpanjang di zaman Mesozoikum yang terbagi menjadi dua yaitu Cretaceous Awal sekitar 145 – 100 juta tahun lalu ketika dinosaurus berkembang dan menyebar ke seluruh dunia. Lalu periode Cretaceous Akhir pada 100 – 65 juta tahun lalu ketika bumi mengalami pendinginan dan diperkirakan dihantam meteor besar sehingga 75 persen kehidupan di bumi punah.

 



               4. Zaman Neozoikum (Zaman Hidup Baru)

Zaman ini adalah hidup baru yang berlangsung selama 60 juta tahun lalu hingga sekarang. Pada masa ini kondisi bumi sudah lebih baik dan cuaca sudah mulai stabil. Zaman Neozoikum terbagi menjadi dua yaitu:

Periode Tertier – Berkurangnya jenis binatang raksasa pada zaman ini dan munculnya jenis hewan menyusui (mamalia) dan jenis kera, bahkan jenis kera manusia pada akhir zaman tertier.

Periode Kuartier – Zaman prasejarah berdasarkan geologi yang paling penting karena mulai ada tanda – tanda kehidupan manusia, berlangsung selama sekitar 2 juta tahun lalu. Terbagi lagi menjadi :

1. Kala Pleistosen atau zaman Diluvium/zaman esvsekitar 600 ribu tahun lalu yang terjadi perubahan iklim besar di daerah kutub sehingga air laut surut menjadi es dan mengeringkan laut – laut dangkal dan mulai berkembang spesies manusia kera (manusia purba).

2. Kala Holocen atau zaman Alluvium/zaman banjir pada 20 ribu tahun lalu yang membanjiri daratan yang semula sudah kering, ditandai dengan kemunculan Homo Sapiens yang berciri – ciri mirip dengan manusia zaman sekarang.




 

SUMBER :

https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/prasejarah-berdasarkan-geologi

https://history1978.wordpress.com/2011/09/20/pembabakan-zaman-prasejarah-berdasarkan-geologi/

https://geograph88.blogspot.com/2018/04/pengertian-pembabakan-zaman-prasejarah.html

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Blog Themes | Bloggerized by andri pradinata - Gold Blogger Themes | AP14