September 05, 2013

Syech Nurqodim al Baharudin (Puyang Awak) : Netherland ? kami menyebutnya BELANDA.

Mengapa masyarakat di Nusantara, menyebut Nederland sebagai Belanda? Mungkin orang Nederland sendiri akan bingung menjawabnya…
Sebelum kita menjawab pertanyaan itu, mari kita kembali membuka lembaran sejarah, 360 tahun yang silam…

Mudzakarah Ulama se-rumpun Melayu

Tidak jauh dari kota Palembang, tepatnya di sekitar daerah Pagar Alam, pada tahun 1650 M (1072 H), pernah berkumpul sekitar 50 alim ulama dari berbagai daerah, seperti dari Kerajaan Mataram Islam, Pagaruyung, Malaka dan sebagainya.
Tokoh utama pertemuan itu, adalah Syech Nurqodim al Baharudin (Puyang Awak), salah seorang keturunan dari Sunan Gunung Jati. Trahnya adalah melalui puterinya Panembahan Ratu, yang menikah dengan Danuresia (Ratu Agung Empu Eyang Dade Abang).
Hasil dari Mudzakarah Ulama abad ke-17, yang dipelopori oleh Syech Baharudin, antara lain:
1. Memunculkan perluasan dakwah Islam. Dengan demikian, paham animisme yang masih berkembang di masyarakat semakin berkurang dan terkikis.
2. Munculnya kader-kader mujahid, yang mengadakan perlawanan terhadap penjajah Eropa.

Dari peristiwa Mudzakarah inilah, munculnya istilah Belanda sebagai sebutan bagi bangsa Netherland, yang menjadi penjajah ketika itu. Adapun makna kata Belanda, berasal dari kata belahnde (belah = memecah, nde = keluarga).
Dan dengan menyebarnya, istilah Belanda ke seluruh pelosok Nusantara, menjadikan bukti bahwa hasil Mudzakarah tahun 1650M telah menjadi satu “Konsensus Nasional“.
Sementara disekitar tempat terjadinya peristiwa Mudzakarah, dinamai semende, yang bermakna satu keluarga (seme = same = sama = satu; nde = keluarga), yang merupakan lawan dari kata Belanda.

Siapakah Syaikh Nurqodim al-Baharudin

Syech Nurqodim al-Baharudin adalah cucu dari Sunan Gunung Jati dari Putri Sulungnya Panembahan Ratu Cirebon yang menikah dengan Ratu Agung Empu Eyang Dade Abang. Syech Nurqodim al-Baharudin kecil, beserta ketiga adiknya dididik dengan aqidah Islam dan akhlaqul karimah oleh orang tuanya di Istana Plang Kedidai yang terletak di tepi Tanjung Lematang.
Sewaktu remaja beliau digembleng oleh para ’ulama dari Aceh Darussalam yang sengaja didatangkan ayahnya. Ketika tiba masanya menikah beliau menyunting gadis dari Ma Siban (Muara Siban), sebuah dusun di kaki Gunung Dempo yang memiliki situs Lempeng Batu berukir Hulu Balang menunggang Kuda dengan membawa bendera Merah Putih (lihat buku ”5000 tahun umur merah putih” karya Mister Muhammad Yamin). Setelah bermufakat, beliau sekeluarga beserta adik-adiknya, keluarga dan sahabatnya membuka tanah di Talang Tumutan Tujuh, sebagai wilayah yang direncanakan beliau untuk menjadi Pusat Daerah Semende.
Menurut salah seorang keturunan beliau yang masih ada sekarang-TSH Kornawi Yacob Oemar-, dalam sebuah makalahnya dinyatakan bahwa, Syech Baharudin adalah pencipta adat Semende. Sebuah adat yang mentransformasi perilaku rumahtangga Nabi Muhammad SAW. Beliau juga pencetus falsafah ”jagad besemah libagh semende panjang”, yaitu ”Negara Demokrasi” pertama di Nusantara (1479-1850). Akan tetapi ”negara” itu runtuh akibat peperangan selama 17 tahun (1883-1850) malawan kolonial Belanda.
Sebelum ke Tanah Besemah, Syech Baharudin bermukim di Pulau Jawa dan hidup satu zaman dengan Wali Songo. Beliau sangat berpengaruh di di bahagian tengah dan selatan Pulau Jawa. Sedangkan Wali Songo pada masa sebelum berdirinya Kerajaan Bintoro Demak memiliki pengaruh di Pantai Utara Pulau Jawa. Tertulis dalam Kitab Tarikhul Auliya, bahwa untuk mendirikan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa-yaitu Demak, maka ada 16 orang wali bermusyawarah di Masjid Demak termasuk pula Syech Baharudin dan beberapa wali dari Pulau Madura.
Dalam musyawarah itu Sunan Giri menginginkan agar dibentuk suatu negara Kerajaan dengan mengangkat Raden Fatah sebagai raja /sulthan dengan alasan negara baru tersebut tidak akan diserbu balatentara Majapahit, mengingat Raden Fatah adalah anak dari raja Majapahit. Konon dari 16 wali tersebut, 9 orang yang mendukung pendapat ini dan tujuh orang yang berbeda pemahaman dalam strategi dakwahnya termasuk Syech Baharudin.
Syech Baharudin (Puyang Awak) menginginkan suatu daulah seperti Madinah al Munawarah pada masa Rosulullah SAW. Namun demi menjaga persatuan ummat Islam yang kala itu jumlah belum banyak, beliau memutuskan untuk hijrah (melayur) ke Pulau Sumatera. Dari tanah Banten beliau menyeberang ke Tanjung Tua-ujung paling selatan Pulau Sumatera-. Kemudian menyusuri pesisir timur, yaitu daerah Ketapang-Menggala-Komering-Palembang-Enim dan Tiba di Tanah Pasemah lalu menetap disana tepatnya di Perdipe.
Disepanjang perjalanan, sebagai seorang mubaligh beliau selalu mendatangi tempat-tempat dimana masyarakat masih belum mengenal agamaTauhid dan akhlaqul qarimah, untuk mengajarkan nilai-nilai ajaran Islam dengan metode yang sangat sederhana yaitu memepergunakan kultur budaya masyarakat setempat sehingga dapat dimengerti dengan mudah oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat beberapa suku di perdalaman Sumatera Bagian Selatan, Puyang Awak adalah penyebar agama Islam yang sangat kharismatik. Nama beliau menjadi legenda dari generasi ke generasi terutama sikap beliau yang menunjukkan rasa peduli dan kasih sayang yang sangat tinggi terhadap semua makhluk ciptaan Allah.
Di tanah Pasemah pada waktu itu, Puyang Awak melihat pola hidup masyarakat sangat jauh dari kehidupan yang islami.Adanya praktek-praktek perbudakan dikalangan masyarakat.Perampokan dan penjarahan bagkan penculikan terhadap wanita dan anak-anak dari suku-suku lain disekitar Basemah [dalam bahasa basemah disebut ’nampu’] untuk dijadikan budak [dalam bahasa pasemah disebut ’pacal’], dianggap suatu kebanggaan. Bahkan ada satu keluarga besar yang memiliki ratusan ekor kerbau dan sapi serta puluhan orang pical, pada waktu ia mengadakan suatu pesta pernikahan anaknya, dengan pesta besar-besaran dengan menyembelih puluhan ekor sapi dan kerbau. Untuk menambah ’kebanggaan’ dari keluarga tersebut, maka diumumkan bahwa yang punya hajatan juga akan ’menyembelih seorang pacal’. Suatu bentuk kedzaliman yang melebihi perbuatan kaum jahiliyah Suku Quraisy di Kota Mekkah pada zaman nabi Muhammad SAW.
Pola hidup masyarakat Basemah yang liar, zalim, dan biadab seperti itu, bukan hanya diceritakan kembali secara turun-tumurun dari generasi ke generasi, melainkan tercatat pula pada tulisan-tulisan kuno aksara ka-ga-ngayang dijadikan benda-benda pusaka oleh tua-tua adat dari suku-suku sekitar Basemah, antara lain di daerah Enim. Intinya memperingatkan warga agar berhati-hati dan selalu waspada terhadap kedatangan para perampok dari Basemah yang sering menjarah harta benda serta menculik wanita dan anak-anak mereka. Bahkan selain itu Marco Polo [abad12], membuat catatan khusus tentang Basemah yang berbunyi..’Basma, where the people’s like a beast withuot law or religion….’ [basemah, penduduknya bagaikan binatang buas, tanpa aturan atau agama ]
Puyang Awak yang memperhatikan kehidupan suku Basemah yang liar, zalim tanpa hukum dan agama tersebut, justru berpendapat bahwa di tanah basemah inilah tempat yang tepat untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari Kitab Suci Al-Qur’an yang diturunkan ALLAH SWTkepada nabi Muhammad SAW, untuk meng-agama-kan masyarakat yang belum beragama.
Akan tetapi perlu kita fahami bahwa metode yang dipergunakan oleh Puyang Awak dalam menyebarkan ajaran Islam yang mendasar tersebut, tidak mempergunakan bahasa Arab, melainkan beliau rumuskan kedalam bahasa Pasemah yang cukup dikenal sampai saat ini yaitu ’falsafah GANTI nga TUNGGUAN [Akhlakul Karimah].

Hubungan Darah Syaikh Baharudin dengan Sunan Gunung Jati

Mengutip dari buku ”Kisah Walisongo”, Karya Baidhowi Syamsuri, terbitan Apollo Surabaya didapatkan data sebagai berikut.
Adalah dua orang putra Prabu Siliwangi bernama Pangeran Walang Sungsang dan Putri Rara Santang belajar Dinul Islam kepada Syaikh Idlofo Mahdi atau Syaikh Dzathul Kahfi-seorang Ulama dari Baghdad yang menetap di Cirebon dan mendirikan Perguruan Islam. Karena kedua anak Raja Siliwangi tersebut tidak mendapat izin dari sang ayah, maka mereka melarikan diri ke Gunung Jati untuk belajar tentang Islam. Setelah cukup lama menuntut ilmu, keduanya diperintahkan sang syaikh untuk membuka hutan di selatan Gunung Jati yang kemudian dijadikan pedukuhan yang akhirnya menjadi ramai. Tempat ini kemudian dinamakan ”Tegal Alang-Alang” dan Pangeran Walang Sungsang diberi gelar ”Pangeran Cakra Buana” sertadiangkat sebagai pimpinannya.
Syaikh Kahfi atau Datuk Kahfi memerintahkan kepada kedua muridnya tersebut untuk menunaikan haji ke Mekkah dilanjutkan dengan belajar Islam kepada Syaikh Bayanillah. Akhirnya Rara Santang menikah dengan seorang penguasa Mesir keturunan Bani Hasyim yang bernama Sultan Syarif Abdullah-dikenal juga dengan Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda. Rara Santang namanya diganti dengan Syarifah Mudaim. Dari pernikahan ini lahirlah dua orang putra, Syarif Hidayatullah dan adiknya Syarif Nurullah.
Setelah Sultan Syarif Abdullah wafat, kedudukannya digantikan oleh putra keduanya Syarif Nurullah, karena putra pertamanya Syarif Hidayatullah tidak suka naik takhta dan lebih memilih pulang ke tanah Jawa beserta ibunya untuk mendakwahkan Islam. Syarif Hidayatullah inilah yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati yang bersama-sama Senopati Demak Bintoro, yaitu Fatahillah yang melakukan penyerangan dan pengusiran Bangsa Portugis dari Sunda Kelapa.
Sedangkan Pangeran Cakra Buana setelah tinggal tiga tahun di Mesir kembali ke Jawa dan mendirikan negeri baru yaitu Caruban Larang. Prabu Siliwangi sebagai penguasa Jawa Barat telah merestui tampuk pemerintahan putranya ini dan memerinya gelar ”Sri Manggana”.
Dalam perjalanan dakwahnya, Sunan Gunung Jati telah sampai ke negeri Cina, dimana terdapat undang-undang yang melarang rakyatnya memeluk Islam. Disana beliau membuka praktek sistem pengobatan. Setiap yang datang berobat diajarinya berwudhu dan sholat. Orang cina kemudian mengenalnya sebagai sinshe dari jawa yang sakti dan berilmu tinggi. Akhirnya banyak diantara penduduknya memeluk Islam, termasuk seorang menteri Cina bernama Pai Lian Bang. Bahkan Kaisar Cina meminta Sunan Gunung Jati untuk menikahi putrinya yang bernama Ong Tien. Sunan Gunung Jati tidak mau mengecewakan sang kaisar, maka pernikahan tersebut dilangsungkan, kemudian ia pulang ke Jawa beserta Ong Tien.
Keberangkatannya ke Jawa dikawal dua Kapal Kerajaan yang dikepalai murid Sunan Gunung Jati, Pai Lian Bang. Kapal yang ditumpangi oleh Sunan Gung Jati berangat lebih dahulu dan singgah di Sriwijaya karena tersiar kabar bahwa adipati Sriwijaya yang berasal dari Majapahit bernama Ario Damaratau Ario Abdillah (nama Islamnya) telah meninggal dunia. Makam beliau dapat kita lihat sampai sekarang di Jalan Ariodillah Palembang. Sedangkan Ario Abdillah ini adalah anak tiri dari Fatahillah.
Karena kedua putra dari Ario Abdillah telah menetap di Jawa, maka Sunan Gunung Jati mengharapkan agar rakyat Sriwijaya berkenan mengangkat Pai Lian Bang sebagai adipati supaya tidak ada kekosongan kepemimpinan. Pai Lian Bang tidak menolak atas pengangkatannya, ia berkata : ”…seandainya bukan Sunan Gunung Jati sebagai guruku yang menyuruhku, maka aku tidak akan mau diangkat menjadi adipati…”.
Dengan bekal ilmu selama menjadi menteri di Cina, Pai Lian Bang berhasil membangun Sriwijaya. Pesantren dan madrasah benar-benar dikembangkannya dan beliau menjadi Guru Besar dlam Ilmu Ketatanegaraan. Murid-muridnya cukup banyak yang datang dari Pulau Jawa dan Sumateratermasuklah seorang cucu Sunan Gunung Jati dari Putrinya Panembahan Ratu yang dinikahi oleh Danuresia (Empu Eyang Dade Abang) yang bernama Syaikh Nurqodim al Baharudin (di sumsel dikenal dengan Puyang Awak). Pada akhirnya setelah Pai Lian Bang wafat, Sriwijaya diganti nama menjadi PALEMBANG yang diambil dari nama PAI LIAN BANG.
 Sumber Pustaka :

September 01, 2013

Tan Malaka ; Perjalanan Panjang Ke Separuh Dunia

TAN MALAKA
Semula berniat menjadi guru, di separuh jalan Ibrahin Datuk Tan Malaka mengganti cita – cita itu, bermula ketika ia bersekolah di Rijks Kweekschool, Belanda. Di kota Haarlem yang nyaris bangkrut di tinggal ratusan pabrik Bir yang gulung tikar, ia berkenalan dengan sosialisme. Tapi ia menemukan “ Labolatorium”-nya sepulang dari Belanda tatkala menjadi guru anak-anak buruh perkebunan teh Belanda di Deli, Sumatera Utara. Inilah jejak perjungan Tan Malaka :


1. SUMATERA BARAT
Tan Malaka atau Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1897. Sebelum ke Belnda dihabiskan sebagai pemangku adat dengan nama Ibrahim Datuk Tan Malaka. Dan di umur ke 16 Tan melanjutkan sekolah ke di Rijks Kweekschool, Belanda. Berangkat dari Teluk Bayur, Oktober 1913.
2. HAARLEM, BELANDA
Berkenalan dengan politik. Saat pulang kampung pada November 1919. Cita – cita Cuma satu ; mengubah nasib Bangsa Indonesia.
Haarlem, Belanda
teman - teman dekatnya di sekolah memenggil Tan dengan sebuatan Ieb atau Iple

3. DELI, SUMATERA UTARA
Menjadi guru sekolah rendah di perkebunan teh, Belanda. Hengkang ke Semarang pada 1912.
4. SEMARANG
Bergabung dengan Serekat Islam. Aktif menyatukan gerakan komunis dan Islam untuk menghadapi Imperealis Belanda. Gara – gara hal ini pada 13 februari 1922 Ia ditangkap Belanda di Bandung.
5. JAKARTA
1 mei 1922, Tan di buang ke Amsterdam.
6. BELANDA
Menjadi calon anggota perlemen nomor 3 di partai komunis Belanda.
7. JERMAN
Melamar menjadi legiun asing, tapi ditolak. Di Berlin bertemu Darsono, pentolan Partai Komunis Indonesia ( PKI ).
8. RUSIA
November 1922, mewakili Partai Komunis Indonesia dalam konfrensi komunis Internasional  (komintern) keempat di Moskow. Diangkat sebagai wakil Komintern untuk Asia Timur di Kanton. Pindah kesana pada Desember 1923.
9. KANTON
Menerbitkan majalah the Dawn dan menuls buku “Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia)”  pada 1925. Menerima kabar bahwa ayahnya meninggal.
10. FILIPINA
Juni 1925 menyelundupkan ke Manila untuk menyembuhkan sakit paru-parunya. Memakai nama Elias Fuentes, bekerja sebagai koresponden El Debate.
11. SINGAPURA
Awal 1926 masuk Singapura memakai nama Hasan Gozali, orang Mindanao. Menulis buku Massa Actie.
12. THAILAND
Juli 1927 mendirikan Partai Rpbulik Indonesia di Bangkok.
13. FILIPINA
Agustus 1927 ditangkap polisi Filipina. Tengah malam, September 1927 diusir dan di titipkan di kapal Suzanna tujuan pulau Amoy di Cina.
14. PULAU AMOY (XIEMEN)
15. SHANGHAI
Pada 1930 masuk Shanghai dengan menyamar sebagai Ossario, wartawan Filipina untuk majalah Bankers Weekly. Oktober 1923 pindah ke Hong Kong karna pecah perang antara Cina dan Jepang.
16. HONG KONG
Tan tertangkap. Pada Desember dibuang ke Shanghai.
17. PULAU AMOY
Kabur dari kapal. Pada 1936 mendirikan sekolah bahasa Inggris dan Jerman. Ketika Jepang menyerang Amoy setahun kemudian ia lari ke Burma.
18. SIANGAPURA
Ia bisa turun di singapura, “ namun saya tiada mau memakai kesempatan itu, karna dengan begitu saya akan kehilangan uang US$25.” tulis Tan. Ini unang yang diminta nahkoda sebagai jaminan bahwa dia akan turun di Rangoon.
19. BURMA
Tiba di Rangoon pada 31 agustus 1937. Sebulan di Rangoon, ia kembali ke Singapura.
20. SINGAPURA
Mengajar bahasa inggris dan matematika di sekolah Tionghoa. Ketika Jepang meyerbu, ia pulang ke Indonesia melalui penang pada mei 1942.
21. PENANG, MALAYSIA
Berlayar ke Medan pada 10 juni 1942 dengan mengaku sebagai Lagas Hussein.

PRIODE JAWA
Dari Medan Tan memulai petualangannya selanjutnya menujuh tanah Jawa hingga akhir hayat.

PADANG
Singgah di Padang, mengaku sebagai Ramli Hussein, lalu melanjutkan perjalanan ke Lampung.
JAKARTA
Tiba pada Juli 1942, tinggal di Rawajati. Disini menulis Mediolog dan Aslia.
BANTEN
Pada 1943 menjadi kerani di pertambangan batu bara di Bayah, Banten. Menggunakan nama Ilyas Hussein.
JAKARTA
Menggerakan pemuda menggelar rapat raksasa di lapangana IKADA, 19 September 1945.
PURWOKERTO
1 januari 1946, menggalang kongres ersatuan Perjuangan untuk mengambil alih kekuasaan dari tentara sekutu.
MADIUN
Tan dan Sukarni di tangkap di Madiun 17 maret 1946, karna persatuan perjunagn di anggap akan mengkudeta Soekarno-Hatta. Sejak itu, keduanya hidup dari penjara ke panjara di Jawa tengah dan Jawa timur.
MAGELANG
Juni 1948, keduanya di pindahakan ke penjarah magelang. Tan Menulis Dari Penjara ke Penjara. Pada 16 september 1948 dibebaskan.
YOGYAKARTA
Tan dan Sukarni mendirikan Partai Murba. 7 November 1948.
GUNUNG WILIS, KEDIRI
Tentara Republik Indonesia / TKR menangkap dan mengeksekusi Tan pada 21 Februari 1949 di desa Selopanggung, karna dituduh melawan Soekarno-Hatta. Kala itu Tan bersama Jenderal Soedirman –yangberjuang di Yogyakarta- sedang melawan agresi Belanda.  
Sumber Ilustrasi Perajalanan Tan Malaka
TEMPO, 17 Agustus 2008


Juli 20, 2013

Sultan Muhammad al-Fateh (Pembuka Konstantinople)

Sultan Muhammad II yang lebih dikenali sebagai Sultan Muhammad al-Fateh (Pembuka Konstantinople) ialah salah seorang tokoh pejuang Islam dalam kalangan pemerintah selain beberapa orang lagi dalam kelompok yang sama seperti Sultan Salahuddin al-Ayyubi (Penyelamat Jerusalem) dan Sultan Saifuddin Muzaffar al-Qutuz (Penghancur Monggol). Dia menerajui umat Islam melalui Empayar Uthmaniyyah yang berpusat di Turkistan (Turki). Gelaran “Al-Fath” itu bersempena kejayaannya ‘membuka’ Konstantinople.

Imam Ahmad meriwayatkan bahawa Nabi Muhammad saw pernah berkata: “Konstantinople akan ditakluki oleh tentera Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja, dan tenteranya adalah sebaik-baik tentera.”

Hadis ini telah membakar semangat sekian banyak tokoh dan tentera Islam untuk menakluki dan ‘membuka’ Konstantinople yang terkenal dengan keutuhan tembok berlapisnya. Dari semasa ke semasa ada saja perwira yang mahu diri mereka memenuhi maksud hadis Nabi itu. Sejak zaman para sahabat sehingga 800 tahun kemudiannya, pelbagai kempen ketenteraan dilakukan namun kesemuanya gagal menembusi tembok Konstantinople. Konstantinople yang berada dalam Empayar Byzantine ini sangat penting kerana ia merupakan laluan utama untuk ‘membuka’ Eropah keseluruhannya. Runtuh sahaja pintu Eropah, bermaksud mudahlah untuk sesiapa sahaja menerobos ke luar sana.

Tuhan menzahirkan kebenaran kata-kata Nabi Muhammad saw itu melalui Sultan Muhammad al-Fateh. Namun kita kena memahami satu perkara, iaitu Konstantinople dibuka sekurang-kurangnya dua kali. Sultan Muhammad al-Fateh ialah pembuka yang pertama manakala pembuka utamanya akan datang tidak lama lagi. Bahagian ini akan dibincangkan dengan lebih lanjut di bawah nanti.

Seorang sahabat Nabi bernama Abu Ayyub al-Ansari menemui kesyahidannya berhampiran tembok kota Konstantinople. Dia melancarkan serangan pada zaman Kekhalifahan Bani Umayyah. Dikatakan antara hujah Abu Ayyub ke sana ialah kerana dia pernah mendengar Rasulullah saw memberitahu bahawa akan ada seorang lelaki yang akan dikuburkan di sana. Dia berharap agar dialah orangnya. Selain itu, jika dia gagal membuka Konstantinople, dia berharap dapat mendengar derap kuda “sebaik-baik raja dan tentera” itu.


ZAMAN KECIL

Sultan Muhammad al-Fateh dilahirkan pada 30 Mac 1432 di sempadan Turki-Bulgaria. Bapanya Sultan Murad II (1401-1451) seorang yang soleh, handal dalam perang jihad dan mempunyai wawasan yang hebat. Dia memberikan didikan yang sempurna kepada anaknya sehingga Muhammad jadi seorang yang berketrampilan sejak kecil lagi.

Muhammad belajar dan menguasai pelbagai cabang ilmu seperti agama, politik, seni tempur dan beladiri, ilmu peperangan, tasauf, psikologi dan lain-lain. Dia berkebolehan dalam 7 bahasa iaitu bahasa Arab, Turki, Greek, Hebrew, Parsi, Latin dan Serbia. Hal ini menggambarkan kecerdasannya yang luar biasa.

Kekhalifahan Uthmaniyyah yang bermazhab Ahli Sunnah wal Jamaah aliran Asha’irah dan bermazhab Hanbali itu sangat mementingkan ilmu tasauf kesufian. Pihak istana mengamalkan Tariqat Naqshabadiyyah. Para khalifah mempunyai bilik suluk khas mereka. Peribadi yang banyak membentuk rohani Sultan Murad dan anaknya ini ialah seorang mursyid besar Tariqat Naqshabandiyyah iaitu Syeikh Shamsuddin al-Wali, seorang berketurunan Sayyidina Abu Bakar. Dia bertindak sebagai penasihat kepada Kerajaan Turki Uthmaniyyah ketika itu.

Ketika Muhammad masih dalam buaian, Syeikh Shamsuddin pernah berkata kepada Sultan Murad, bahawa bukan baginda yang akan menguasai Konstantinople tetapi anaknya yang ketika itu sedang berada dalam buaian itu.

ZAMAN REMAJA

Muhammad al-Fateh mula memangku jawatan sebagai pemerintah daulah Islam pada tahun 1444 ketika baru berusia 12 tahun. Ketika itu bapanya iaitu Sultan Murad ada urusan di luar kerajaan. Tugas ini dijalankannya dengan baik selama hampir 3 tahun. Pada tahun 1451, ketika usianya 19 tahun, barulah dia secara rasminya menjawat jawatan khalifah. Sultan Muhammad ialah khalifah Uthmaniyyah yang ke-7.

ZAMAN DEWASA

Sultan Muhammad al-Fateh memimpin sendiri 25 kali kempen ketenteraan sepanjang hidupnya. Walaupun dia ketua seluruh umat Islam pada zaman itu, namun dia seorang yang berjiwa rakyat. Dikatakan ketika tentera Islam membina Benteng Rumeli Hisari, Sultan Muhammad membuka serban dan bajunya lalu turut sama menjadi buruh binaan.

Sultan Muhammad sangat gemar mengenakan serban, begitu juga dengan tentera dan rakyat Turkistan ketika itu. Selain daripada mempraktikkan sunnah, serban besar mereka itu tidak lain ialah kain kafan mereka sendiri. Hal ini menunjukkan kecintaan mereka kepada syahid pada bila-bila masa dan tentunya kecintaan kepada sunnah. Sebab itu kesemua tentera Islam pada zaman itu mengenakan serban.

Walaupun Sultan Muhammad sudah dilantik sebagai khalifah, tetapi dia masih memerlukan tunjuk ajar bapanya, yang juga mahagurunya. Oleh itu, sungguhpun Sultan Murad sudah bersara dan mahu memberi tumpuan pada amal ibadah, Sultan Muhammad tetap mahu bapanya ke medan juang. Setelah Sultan Murad uzur, barulah dia dibiarkan berehat. Kata-kata Sultan Muhammad al-Fateh kepada bapanya setelah dia menjawat jawatan khalifah:

“Kalau ayahanda fikir ayahanda masih seorang khalifah, menjadi kewajipan ayahanda untuk turun ke medan perang. Tapi jika ayahanda memandang saya yang khalifah, maka saya perintahkan ayahanda untuk turun berjuang.”

Begitulah lebih kurang. Dengan kata-kata ini, Sultan Murad tidak dapat berhelah lagi. Memang benar, perjuangan tidak ada hari berhentinya.


MEMBUKA KONSTANTINOPLE

Sebelum melakukan kempen ketenteraan ke atas Konstantinople, Sultan Muhammad membuat persediaan rapi. Dia belajar daripada sejarah yang menyaksikan sekian banyak kegagalan tentera Islam terdahulu dalam menyerang kota tersebut. Dengan tembok kota berlapis empat, setinggi 25 kaki dan berparit air di hadapannya, kota ini sungguh kebal. Untuk itu perancangan dan persediaan yang luar biasa mesti dilakukan.

Antara langkah awal yang diambil oleh Sultan Muhammad al-Fateh ialah mengerahkan pembinaan meriam paling besar dan berkuasa pada zaman itu. Meriam ini mampu menembak sejauh satu batu dengan peluru antara 300-1600 kilogram setiap biji. Tentera musuh memang gentar akan teknologi ketenteraan umat Islam ini. Meriam ini hanya boleh melepaskan 15 tembakan setiap hari. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya untuk umat Islam menguasai teknologi.


Tentera Islam tiba di Konstantinople dengan jumlah lebih kurang 150,000 orang. Apabila mereka solat berjemaah beramai-ramai, gementar hati tentera musuh melihat betapa ramai, berdisiplin, harmoni, bersungguh-sungguh dan bersatu hatinya tentera Islam. Dari segi psikologi, moral tentera musuh sudah menjunam jatuh.

Selain tembok kebal, penghalang besar antara tentera Islam dengan Kota Konstantinople ialah Selat Bosphorus. Kapal-kapal tentera Islam tidak dapat membuat serangan kerana tentera Kristian sudah memasang rantai besi yang merentangi selat. Strategi ini berjaya menghalang kemaraan tentera Islam untuk tempoh yang agak lama juga.
Sultan Muhammad yang berusia 21 tahun dan tenteranya tiba di Konstantinople pada 19 April 1453. Mereka menghujani kota itu dengan tembakan meriam selama 48 hari, namun Konstantinople masih utuh berdiri. Pihak musuh diperteguhkan pula dengan bantuan daripada Pope berupa 5 buah armada perang. Oleh itu, mereka yakin tentera Islam akan kehabisan ikhtiar, kelesuan dan akhirnya akan pulang dengan tangan kosong.


Satu keajaiban berlaku. Pada suatu malam, Sultan Muhammad mengerahkan tenteranya menggerakkan kapal melalui jalan darat. Mereka menarik kapal-kapal itu lalu melabuhkannya di dalam selat. Hal ini memang satu idea yang sungguh luar biasa.

Esoknya, tentera Kristian terkejut besar melihat sebanyak 72 kapal perang tentera Islam sudah berada di dalam selat dan bersedia melancarkan serangan. Mereka berasa hairan kerana rantai perentang masih tidak terjejas, jadi bagaimana kapal-kapal tentera Islam boleh melompat masuk? Ketika inilah peperangan hebat berlaku.
Sudah berlalu 53 hari namun Konstantinople tetap gagah. Sultan Muhammad tidak boleh membiarkan keadaan ini berterusan. Dengan tekad muktamad dia memberikan ucapan : “Saya hendak mati! Sesiapa yang mahu mati, mari ikut saya!”

Ucapan ini benar-benar membakar semangat tentera Islam. Seorang pahlawan bernama Hasan Ulubate dan 30 orang perajurit menyerbu masuk ke kubu musuh. Mereka berjaya memacakkan bendera daulah Islam di dalam kubu. Bendera yang berkibar itu membuatkan tentera Islam ‘naik syeikh’. Mereka bertarung sambil mengharapkan syahid. Dengan izin Allah, akhirnya Konstantinople tunduk melutut ke bawah tentera Islam. Hasan Ulubate dan 30 orang perajuritnya berjaya mendapatkan syahid. Allahu Akbar!

Konstantinople ialah kubu utama Kerajaan Byzantine. Kerajaan Byzantine lemah lalu akhirnya hancur selepas kota ini jatuh ke tangan Sultan Muhammad al-Fateh. Sultan Muhammad menukar nama Konstantinople kepada Islambol, yang membawa maksud “Islam Keseluruhannya”. Nama Islambol diubah pula kepada “Istanbul” oleh seorang musuh Allah bernama Mustafa Kamal Attarturk, Bapa Pemodenan Turki. Gereja St Sophies ditukar oleh Sultan Muhammad menjadi masjid, iaitu Masjid Aya Sophia. Sekarang dijatuhkan maruahnya sebagai sekadar sebuah muzium.

Selepas itu Sultan Muhammad menyebarluaskan lagi agama tauhid ke Hungary, Bosnia, Serbia, Albani dan sekitarnya.
JUMAAT BERSEJARAH


Selepas berjaya menakluki Konstantinople, sampailah ketikanya untuk tentera Islam mengerjakan solat Jumaat yang pertama kalinya di sana. Timbul satu masalah, siapakah yang akan bertugas sebagai imam? Sultan Muhammad al-Fateh bertitah kepada tenteranya:

“Siapakah antara kamu yang pernah meninggal solat fardhu setelah baligh, sila duduk.”

Tidak ada seorang pun dalam ribuan perajurit itu yang duduk. Maksudnya mereka tidak pernah meninggalkan kewajipan solat fadhu. Beginilah salah satu ciri sebaik-baik tentera.

“Siapakah antara kamu yang pernah meninggalkan solat rawatib setelah baligh, sila duduk.”

Sebahagian daripada tenteranya duduk.

“Siapakah antara kamu yang pernah meninggalkan solat tajahud setelah baligh, sila duduk.”

Semua tenteranya duduk, kecuali Sultan Muhammad sendiri. Hal ini menunjukkan pemerintah besar ini tidak pernah meninggalkan solat fardhu, solat rawatib dan solat tahajjud sejak dia cukup umur. Alangkah hebatnya peribadi seorang pemimpin sebegini! Ada lagikah pemimpin umat Islam yang sebegini?

AKHIR HAYAT

Sultan Muhammad al-Fateh meninggal dunia pada 3 Mei 1481 di Hurkascayiri, Gebe. Ada pendapat mengatakan dia meninggal kerana menderita penyakit ghout. Ada pula yang mengatakan dia diracun.
Siapa yang meracunnya? Seorang Yahudi bernama Maesto Jakopa. Ada orang mengaitkan putera Sultan Muhammad sendiri dalam hal ini. Allahu a’lam.

PEMBUKA KONSTANTINOPLE SETERUSNYA

Hadis Nabi bercerita tentang kedatangan Yakjuj Makjuj. Kedatangan tentera Khazar, Monggol dan Rusia juga ternyata gerombolan Yakjuj Makjuj. Namun Yakjuj Makjuj yang utama akan muncul selepas kedatangan Imam Mahdi dan Nabi Isa al-Masih nanti.

Begitu juga dalam kes Pembuka Konstantinople. Sultan Muhammad al-Fateh dan tenteranya memang benar sebaik-baik raja dan tentera pada zaman mereka yang berjaya membuka Konstantinople, namun Pembuka Konstantinople yang utama akan tiba tidak lama lagi. Mereka juga sebaik-baik raja dan tentera, untuk penghujung akhir zaman ini.

Kita lihat apa yang dinukilkan oleh Syeikh Ibnu Hajar al-Haitamy dalam kitabnya Al-Qaul al-Mukhtasor fi ‘Allamah al-Mahdiy al-Muntazor:

“Al-Mahdi akan memerangi Rom selama 3 hari. Pada hari ketiga itulah Rom runtuh. Kemudian menyerang Konstantinople. Ketika mereka membahagi-bahagikan emas di Konstantinople dengan memakai takaran perisi, tiba-tiba ada orang yang berteriak: “Sesungguhnya Dajjal telah menundukkan keluarga-keluarga kamu semua.”
“Al-Mahdi akan menundukkan Konstantinople dan Jabal ad-Dailam.” (Abu Nuaim)

Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya mereka menundukkan Konstantinople dan Rom dengan membunuh 40,000 jiwa……. Ketika mereka membahagi-bahagikan harta rampasan perang, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan berita kedatangan Dajjal…”

Sabda Nabi:
“Peperangan yang terbesar ialah tertakluknya Konstantinople. Dan keluarnya Dajjal ialah selama 7 bulan.”

Hadis riwayat al-Hakim:
“Sesungguhnya pasukan yang menundukkan Konstantinople ialah pasukan Hijaz……. Kemudian mereka dikejutkan dengan orang meneriakkan tentang kedatangan Dajjal.”

“Tertakluknya Konstantinople ialah keluarnya Dajjal.”

“Ketika menundukkan Konstantinople, Al-Mahdi menancapkan benderanya untuk mengambil wudhuk dan mengerjakan solat Subuh.”

Cuba perhatikan, penaklukan Konstantinople dikaitkan dengan al-Mahdi dan pra-kezahiran Dajjal. Maksudnya pembukaan utama Konstantinople belum berlaku. Ia akan dibuka oleh sebaik-baik raja dan tentera iaitu Imam Mahdi dan pasukannya.

Anda mahu jadi salah seorang ahli pasukannya yang sebaik-baik tentera itu? Bandingkan amalan anda dengan amalan para perajurit Pembuka Konstantinople yang pertama iaitu tentera Sultan Muhammad al-Fateh. Tentunya kualiti tentera yang membuka akan membuka Konstantinople kali ini adalah lebih hebat daripada yang pertama. Layakkah anda?

Satu hal yang menarik, orang yang mengatakan Konstantinople akan jatuh ke tangan tentera Islam ialah Nabi Muhammad saw, Pembuka Konstantinople yang pertama ialah Sultan Muhammad manakala Pembuka Konstantinople yang utama ialah Muhammad bin Abdullah iaitu al-Mahdi. Ketiga-tiganya Muhammad.

Copying : 
  




Mei 28, 2013

10 Legenda Sepakbola Belanda - legenda Oranje

Belanda terkenal dengan Total Football-nya. Meski tidak punya prestasi sementereng Brasil atau Spanyol, Belanda adalah salah satu kekuatan besar dalam dunia sepakbola. Kekuatan itu muncul lewat pemain-pemain terbaik yang pernah dilahirkan Negeri Kincir Angin itu.
Berbicara mengenai legenda Belanda di masa lampau, siapa tak kenal Johan Cruyff? Atau Marco van Basten? Masih ada pemain-pemain lainnya seperti Ruud Gullit, Frank Rijkaard, Dennis Bergkamp, Marc Overmars, Edgar Davids, Frank dan Ronald de Boer, Patrick Kluivert, Edwin van Der Sar dan masih banyak lagi.
Atau mungkin Ruud van Nistelrooy, Wesley Sneijder, hingga Robin van Persie yang baru saja membawa Manchester United meraih gelar Liga Inggris ke-20. Merekalah pemain-pemain yang kontribusinya tak main-main baik di level klub maupun timnas. 
dari situs olahraga GOAL.com Indonesia mencoba memilih sepuluh dari sekian banyak pemain Belanda yang bisa dikategorikan sebagai legenda Oranje.

1. Johan Cruyff
Jika Rinus Michels adalah penemu total football, maka Johan Cruyff adalah peraga paling sahih dari gaya permainan ofensif itu. Tak salah jika legenda hidup Belanda ini dijuluki "The Total Footballer". Namun, peraih Ballon D'Or tiga kali ini hanya mampu mengantarkan Oranje sebagai runner-up di dua Piala Dunia. Meski demikian, Cruyff boleh dibilang sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah dipunyai Negeri Kincir Angin.
Cruyff adalah alasan utama di balik kesuksesan Barcelona saat ini. Cruyff menciptakan ikatan kekal antara Catalunya dan Belanda. Sebagai pemain, ia memang hanya menjuarai satu gelar La Liga Spanyol dan satu Copa del Rey. Sebagai pelatih, Cruyff mengubah Barcelona selamanya. Ialah pencetus lahirnya akademi La Masia, yang mengopi sistem pembinaan Ajax, dan tentunya menanamkan unsur total football ke dalam gaya permainan klub.

2. Dennis Bergkamp
Ada banyak sekali pemain Belanda yang memiliki skill kelas dewa seperti Marco van Basten, Ruud Gullit, dan Johan Cruyff. Namun, hanya ada satu pemain yang punya teknik terbaik di antara semuanya. Dialah Dennis Bergkamp. Mantan pemain Ajax, Internazionale, dan Arsenal ini saat ini menjabat sebagai asisten Frank de Boer di Ajax.
Bergkamp punya gol-gol terbaik yang pernah dicetak di level klub maupun timnas. Rencananya dalam mengolah si kulit bundar begitu jelas, sehingga tampak seperti tak menggunakan insting strikernya. Duetnya bersama Thierry Henry di Arsenal menjadikan mereka sebagai duet maut The Gunners di Liga Primer Inggris era 1990-an akhir hingga awal tahun 2000.

3. Marco van Basten
Meski 'mati muda' di usia 28 tahun, ketika cedera parah membuatnya pensiun, Marco van Basten telah mencapai impian yang didambakan para pesepakbola: meraih Ballon D'Or tiga kali, tiga kali Scudetto, tiga Piala Super Italia, dua trofi Liga Champions, satu Piala Eropa dan tentu puluhan trofi individual.
Bersama Ajax, AC Milan, dan timnas Belanda, ia sanggup mencetak 277 gol. Sebuah rekor yang mengagumkan bagi pemain yang harus pensiun di usia matang. Belanda beruntung mampu melahirkan seorang Van Basten yang bisa memberikan banyak trofi bagi tim.

4. Ruud Gullit
Ruud Gullit adalah seorang pemimpin terbaik yang pernah dimiliki Belanda. Ia menjadi kapten Belanda ketika sukses merengkuh Euro 1988. Gullit, bersama Marco van Basten dan Frank Rijkaard dijuliki sebagai 'The Three Musketeers' yang mampu membuat timnya meraih kegemilangan.
Terkenal dengan rambut gimbalnya, Gullit menjadi bagian tak terpisahkan dari era emas AC Milan di sekitar tahun 1990 ketika sanggup menjuarai Liga Champions dua kali berturut-turut dan tiga kali memenangi Scudetto. Gullit sanggup memenangi gelar-gelar besar di Italia, Belanda, dan Inggris.

5. Frank Rijkaard
Frank Rijkaard adalah gelandang bertahan terbaik yang sudah memenangkan segalanya. Ia membuktikan diri sebagai pemain no. 5 yang sanggup membuat Milan merajai Italia dan Eropa di sekitar tahun 1990. Bersama Belanda, Rijkaard mampu membantu Oranje meraih kesuksesan di Euro 1988.
Sebagai pelatih, ia melanjutkan ikatan yang abadi antara Belanda-Barcelona. Memenangi Liga Champions dan La Liga Spanyol bersama Barca.

6. Clarence Seedorf
Legenda hidup Belanda yang masih aktif sebagai pemain. Clarence Seedorf adalah satu-satunya pemain di dunia yang pernah menjuarai Liga Champions dengan tiga klub yang berbeda, yakni bersama Ajax (1995), Real Madrid (1998), dan AC Milan (2003 dan 2008).
Seedorf, yang saat ini bermain di klub Brasil Botafogo, adalah gelandang yang mampu bertahan dan menyerang sama baiknya. Kekuatannya adalah mampu menahan bola dalam kondisi tertekan dan punya momentum yang selalu pas saat menyerang.

7. Edwin van der Sar
Faktanya adalah, Edwin Van Der Sar merupakan kiper terbaik yang pernah dimiliki Belanda. Perawakannya yang jangkung, menjadikan bakat kipernya begitu terlihat. Ia sanggup menjadi kiper yang dua kali menjuarai Liga Champions dengan dua klub berbeda, yakni bersama Ajax (1995) dan Manchester United (2008).
Ia sudah malang-melintang di Belanda, Italia (Juventus), dan Inggris (Fulham dan United). Kehebatannya dengan mudah terlihat saat Van Der Sar terus menjadi kiper utama United hingga tahun 2011 di usianya yang sudah mencapai 40 tahun pada waktu itu. 

8. Ruud van Nistelrooy
Ruud van Nistelrooy adalah legenda Manchester United dan merupakan salah satu striker terbaik dunia saat mencapai usia matangnya. Ia sanggup menjadi topskor di tiga negara, yakni di Liga Primer Inggris (United), La Liga Spanyol (Real Madrid), dan Eredivisie Belanda (PSV).
Mesin gol yang sanggup mencetak 249 gol di level klub dan hanya terpaut lima gol dari pencetak gol terbanyak timnas Belanda, Patrick Kluivert (40 gol). Kariernya di empat liga top Eropa menjadikannya sebagai bomber yang mudah beradaptasi.

9. Faas Wilkes
Mungkin namanya kurang dikenal karena Faas Wilkes adalah salah satu pemain hebat namun tidak beruntung yang pernah dimiliki Belanda. Ia adalah true legend yang memiliki rasio gol di timnas Belanda melebihi Patrick Kluivert dan Dennis Bergkamp. Wilkes sanggup mencetak 35 gol hanya dalam 38 pertandingan.
Ia seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol bagi Oranje seandainya KNVB mengijinkan pemain yang bermain di luar Belanda untuk membela timnas. Sepanjang kariernya (1946-1961), ia tidak boleh membela Belanda dari tahun 1949-1955 karena ia memperkuat Internazionale, Torino, dan Valencia. Wilkes meninggal pada Juli 2006 di usia 82 tahun dan dianggap merupakan talenta paling underratedyang pernah dimiliki Belanda.

10. Johan Neeskens
Johan Neeskens dikenal karena menjadi pemain yang membuat Belanda unggul cepat di final Piala Dunia 1974 melawan Jerman Barat. Dalam turnamen tersebut, Neeskens menjadi pemain kunci Oranje. 
Kariernya cukup impresif bersama Ajax yang sanggup hattrick menjuarai Piala Champions tahun 1971-1973. Ia lalu mengikuti Johan Cruyff ke Barcelona dan dijuluki "Johan Segon" (Johan the second). Neeskens yang berposisi sebagai gelandang, saat ini menjadi pelatih di salah satu klub di Afrika Selatan.

Sumber :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Blog Themes | Bloggerized by andri pradinata - Gold Blogger Themes | AP14