September 23, 2020

PEMBABAKAN ZAMAN PRASEJARAH : KAJIAN ARKEOLOGI

        Zaman prasejarah yang juga dikenal dengan sebutan zaman praaksara atau zaman nirleka (nir: tidak, leka: tulisan/aksara), adalah suatu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan atau aksara. Dengan demikian, pengertian zaman prasejarah adalah zaman yang berlangsung sebelum memasuki zaman sejarah dan belum mengenal aksara. Pembabakan Prasejarah bisa dilakukan melalui dua disiplin ilmu, yaitu arkeologi dan geologi. Arkeologi prasejarah merupakan sub bidang ilmu arkeologi yang mempelajari kebudayaan manusia pada zaman praaksara, berawal sejak munculnya manusia di bumi dan berakhir pada masa munculnya tulisan atau aksara.

            Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau melalui benda-benda artefak. Dari hasil penelitian para ahli arkeologi, maka tabir kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia dapat diketahui. Berdasarkan penggalian arkeologi maka prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman (zaman batu dan zaman logam), seperti pada uraian materi berikut ini.

 

1 .Zaman Batu

            Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:

 

1.      Zaman Batu Tua

            Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam. Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:

·         Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)

·         Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis)

 

Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)

 




2.      Zaman Batu Tengah

            Ciri zaman Batu Pertengaham  (Mesolithikum):

·         Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)

·         Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.

·         Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)

·         Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.

·         Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.

 

Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:

a.      Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)

b.      Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)

c.       Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)

Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua—Melanosoid

 



3.      Zaman Batu Muda

            Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food Producing (mengolah dan meramu makanan), manusianya hidup secara menetap di wilayah tertentu dan sudah mengetahui cara bercocok tanam dan berternak. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:

·         Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,

·         Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa, Pakaian dari kulit kayu

·         Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)

Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)

 




4.      Zaman Batu Besar

            Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain:

·         Menhir:

Tugu batu atau tiang batu yang terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan pada suatu tempat tertentu. Berfungsi sebagai tempat pemujaan Roh nenek moyang dan tanda peringatan orang yang telah meninggal dunia. Ditemukan di Sumatra, Sulawesi Tengah, Kalimantan.

·         Dolmen:

Meja batu tempat untuk meletakkan sesaji yang akan dipersembahkan kepada roh nenek moyang. Di bawah dolmen biasanya terdapat kubur batu. Ditemukan di Sumatra Barat, Sumbawa.

·         Sarkofagus:

Peti jenazah yang terbuat dari batu utuh (batu tunggal). Sarkofagus yang ditemukan di Bali sampai sekarang tetap dianggap keramat dan memiliki kekuatan magis oleh masyarakat setempat

·         Kubur batu:

Peti jenazah yang terdiri dari lempengan batu pipih. Ditemukan di daerah kuningan Jawa Barat

·         Punden berundak:

Bangunan suci tempat memuja roh nenek moyang yang dibuat dengan bentuk bertingkat-tingkat. Ditemukan di daerah Lebak Cibedug, Banten

·         Waruga:

Kubur batu yang berbentuk kubus dan terbuat dari batu utuh. Ditemukan di Sulawesi Tengah dan Utara

·         Arca:

Patung yang menggambarkan manusia maupun binatang. Binatang yang dibuat arca antara lain kerbau, gajah, kera. Ditemukan di Dataran tinggi Pasemah, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur.


 

2. Zaman Logam

            Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Kelebihan teknik bivalve dari a cire perdue adalah dapat digunakan berkali-kali. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:

 

1.      Zaman Perunggu

            Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.

Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :

·         Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan diSumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian

·         Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin.Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti

·         Bejana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.

·         Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)

 



2.      Zaman Besi

            Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggusebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C. Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:

·         Mata Kapak bertungkai kayu

·         Mata Pisau

·         Mata Sabit

·         Mata Pedang

·         Cangkul

Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur).

            Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.

            Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.

            Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.

 

 

Sumber :

http://osejarah.blogspot.com/2015/04/zaman-prasejarah-menurut-ilmu-arkeologi.html

https://history1978.wordpress.com/2011/09/19/pembabakan-zaman-prasejarah-berdasarkan-arkeologi/

https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/pembabakan-prasejarah

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Blog Themes | Bloggerized by andri pradinata - Gold Blogger Themes | AP14