Agustus 24, 2020

KOLONIALISASI PORTUGIS DAN SPANYOL DI INDONESIA

 

Kapal-kapal dagang Eropa
Pada awal abad XVI Bangsa Eropa mulai menjelajahi kawasan Asia Tenggara, salah satunya adalah Indonesia yang pada zaman tersebut mungkin nama Indonesia bukanlah nama dari kawasan tersebut, biasanya sering disbut Nusantara oleh rakyat Indonesia zaman dahulu. Pada abad XV bangsa Portugis merupakan salah satu bangsa yang mencapai kemajuan di bidang teknologi. Salah satunya adalah membuat kapal untuk menyebrangi luasnya samudra untuk meluaskan daerah kekuasaan mereka. Dengan alasan untuk menguasai impor rempah-rempah di kawasan Eropa, bangsa Portugis mencari daerah kawasan penghasil rempah-rempah terbaik. Saat itu rempah-rempah menjadi kebutuhan yang vital bagi bangsa Eropa. Selama musim dingin di Eropa, tidak ada salah satu cara pun yang dapat di jalankan untuk mempertahankan agar semua hewan-hewan ternak dapat tetap hidup. Kerena itu banyak hewan ternak yang disembelih dan dagingnya kemudian harus di awetkan. Untuk itulah diperlukan sekali banyak garam dan rempah-rempah.

Salah satu rempah-rempah yang berharga adalah Cengkeh dari Indonesia Timur. Indonesia juga menghasilkan lada, buah pala, dan bunga pala. Kekeyaan alam nusantara menjadi daya tarik Portugis untuk mengambil kekayaan sumber daya alam yang ada sehingga dapat menguasai pasar rempah-rempah di Eropa.

 

Masa Penjajahan Portugis

Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera setelah kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal Agustus. Pihak Malaka terhambat oleh pertikaian antara Sultan Mahmud dan putranya, Sultan Ahmad yang baru saja diserahi kekuasaan atas negara namun dibunuh atas perintah ayahnya.

Alfonso de Albuquerque
Malaka akhirnya berhasil ditaklukan oleh Portugis. Albuquerque menetap di Malaka sampai bulan November 1511, dan selama itu dia mempersiapkan pertahanan Malaka untuk menahan setiap serangan balasan orang-orang Melayu. Dia juga memerintahkan kapal-kapal yang pertama untuk mencari Kepulauan Rempah.

Pada awalnya bangsa Portugis mendirikan koalisi dan perjanjian damai pada tahun 1512 dengan Kerajaan Sunda di Parahyangan, dimana Portugis diperbolehkan membangun benteng di wilayah Sunda Kelapa. namun perjanjian koalisi tersebut gagal akibat sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh sejumlah pemerintahan Islam di Jawa, seperti Demak dan Banten.

Bangsa Portugis mengalihkan perhatiannya ke Kepulauan Maluku, yang terdiri atas berbagai kumpulan negara yang awalnya berperang satu sama lain. Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan penguasa setempat, Portugis mendirikan pos, benteng, dan misi perdagangan di Indonesia Timur, termasuk Pulau Ternate, Ambon, dan Solor, berikut Periode Kejayaan dan pendudukan Portugis di Nusantara:

  • Pada 1511-1526, Nusantara menjadi pelabuhan maritim penting bagi Bangsa Portugis, yang secara rutin menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Maluku, Jawa, Sumatera dan Banda.
  • Pada 1511 Portugis menaklukkan Kerajaan Malaka.
  • Pada 1512 Portugis menjalin Hubungan dengan Kerajaan Sunda untuk menandatangani perjanjian dagang. Perjanjian dagang ini kemudian diimplementasikan pada tanggal 21 Agustus 1522 dalam bentuk dokumen kontrak. Pada hari yang sama dibangun juga sebuah prasasti yang disebut Prasasti Perjanjian Portugal-Sunda. Dengan perjanjian ini maka Portugis dibolehkan membangun benteng dan gudang di Sunda Kelapa.
  • Pada 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim Franscisco Serrao serta Antonio Albreu untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Pada waktu itu 2 armada Portugis, masing-masing di bawah pimpinan Franscisco Serrao serta Antonio Albreu, mendarat di Kepulauan Penyu dan Kepulauan Banda. Setelah mereka menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis mendapat izin untuk mendirikan benteng di Pikaoli. Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berjalan lama, sebab Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus melakukan penyebaran agama Kristen. Pertemanan Portugis dan Ternate berakhir pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah berlangsung selama 5 tahun (1570-1575), membuat Portugis harus menyingkir dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon. Kemudian Perlawanan rakyat Maluku akan Portugis digunakan Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku.
  • Pada 1605, Belanda berhasil membuat Portugis menyerahkan pertahanannya di Tidore kepada Cornelisz Sebastiansz dan di Ambon kepada Steven van der Hagen. Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda. Sejak itu Belanda dapat menguasai sebagian besar wilayah Maluku. Kedudukan Belanda di Maluku semakin kuat dengan berdirinya VOC pada 1602, kemudian sejak itu Belanda menjadi penguasa tunggal di Maluku.

Sejatinya Bangsa Indonesia meluncurkan berbagai perlawanan kepada Portugis. Salah satu perlawan yang terkenal ialah perlawan Fatahillah yang berasal dari Demak di Sunda Kelapa (Jakarta). kala itu Fatahillah dapat menyapu bangsa Portugis dan merebut kembali Sunda Kelapa pada 22 Juni 1527. Kemudian oleh Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta, berikut beberapa perlawanan rakyat nusantara terhadap Portugis:

Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis

Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku hal itu karena rakyat maluku merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam memperoleh keuntungan melalui usaha monopoli perdagangan rempah-rempah. Pada 1570, Sultan Hairun memimpin rakyat Ternate menjalankan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun berkat kelicikan Portugis Sultan Hairun akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya perlawanan dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis kemudian dapat diusir dari maluku dan kemudian bermukim di Pulau Timor. 

Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis

Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang bangsa Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.


Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis

Pada 1511, dipimpin oleh Albuquerque armada Portugis menyerang Kerajaan Malaka. Saat itu perlawanan rakyat terhadap kolonial Portugis di Malaka mengalami kegagalan sebab kekuatan dan persenjataan Portugis lebih kuat dari Rakyat Malaka. Pada 1527, pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah berhasil menguasai Sunda Kelapa, Banten dan Cirebon. kala itu Portugis dapat ditumpas oleh Fatahillah dan kemudian Fatahillah merubah nama Sunda Kelapa jadi Jayakarta yang memiliki makna kemenangan besar.

Perlawanan Rakyat Minahasa terhadap Portugis

Perjuangan perlawanan Rakyat Perserikatan Minahasa melawan Portugis telah berlangsung dari tahun 1512-1560, dengan gabungan perserikatan suku-suku di Minahasa maka mereka dapat mengusir Portugis.

 

Pengaruh Bangasa Portugis di Indonesia

Selama berada di Maluku, orang-orang Portugis meninggalkan beberapa pengaruh kebudayaan mereka seperti balada-balada keroncong romantis yang dinyanyikan dengan iringan gitar berasal dari kebudayaan Portugis. Kosa kata Bahasa Indonesia juga ada yang berasal dari bahasa Portugis yaitu pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, dll. Hal ini mencerminkan peranan bahasa Portugis disamping bahasa Melayu sebagai lingua francadi seluruh pelosok nusantara sampai awal abad XIX. Bahkan di Ambon masih banyak ditemukan nama-nama keluarga yang berasal dari Portugis seperti da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendoza, Rodriguez, da Silva, dll. Pengaruh besar lain dari orang-orang Portugis di Indonesia yaitu penanaman agama Katolik di beberapa daerah timur di Indonesia.

 

Masa Penjajahan Spanyol

Tibanya portugis di indonesia membuat bangsa eropa lain bergerak mencari keuntungan. Keberhasilan Portugis mendorong bangsa Eropa yang lain untuk ikut mencari untung. Seandainya Portugis lebih memusatkan perhatian di Ternate, Spanyol lebih tertarik bersekutu dengan Tidore. Kemudian persaingan pun terjadi di daerah Maluku.

Spanyol memilih untuk membangun benteng di tidore. Pembangunan benteng membuat persaingan semakin memanas. Dan pada tahun 1527 terjadilah pertempuran antara Ternate dengan bantuan Portugis melawan Tidore yang dibantu oleh Spanyol. Benteng yang dibangun Spanyol di Tidore dapat dirampas oleh persekutuan Portugis dan Ternate. Dan pada tahun 1534 spanyol dan portugis menyepakati diadakan perjanjian Zaragoza, diadakannya perjanjian Zaragoza karena kedua belah pihak menyadari dampak negatif yang ditibukan sangat besar akibat persaingan itu. isi perjanjian itu antara lain:

  1. Maluku menjadi daerah portugis untuk berkegiatan
  2. Spanyol harus meninggalkan portugis dan memusatkan diri di Filipina

Perjanjian ini semakin mengokohkan kedudukan Portugis di Maluku. Dalam melaksanakan monopoli perdagangan, Portugis juga memiliki ambisi untuk menanamkan kekuasaan di Maluku. Itulah sebabnya, rakyat dan raja Ternate kemudian menentang penuh kebijakan Portugis tersebut.

Setalah perjanjian Zaragoza Spanyol memindahkan pusat pemerintahan di Indonesia ke Sulawesi Utara di wilayah Manado dan Minahasa. Minahasa memegang peranan sebagai lumbung beras bagi Spanyol ketika melakukan usaha penguasaan total terhadap Filipina.

 

Pergerakan Mengusir Penjajahan lawan Spanyol

Minahasa juga pernah berperang dengan Spanyol yang dimulai tahun 1617 dan berakhir tahun 1645. Perang ini dipicu oleh ketidakadilan Spanyol terhadap orang-orang Minahasa, terutama dalam hal perdagangan beras, sebagai komoditi utama waktu itu. Perang terbuka terjadi nanti pada tahun 1644-1646. Akhir dari perang itu adalah kekalahan total Spanyol, sehingga berhasil diusir oleh para waranei (ksatria-ksatria Minahasa).

 

Sumbar :

http://www.markijar.com/2016/08/4-masa-penjajahan-negara-asing-di.html

https://insulinda.wordpress.com/2015/09/08/penjajahan-bangsa-portugis-dan-spanyol-di-indonesia/

http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/portugis.html

 

 

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Blog Themes | Bloggerized by andri pradinata - Gold Blogger Themes | AP14