Agustus 05, 2020

BERFIKIR SEJARAH : SINKRONIK-DIAKRONIK DAN PEMBABAKAN WAKTU DALAM SEJARAH

 

    Sejarah berasal dari serapan bahasa arab yaitu kata Syajarotun yang berarti pohon. Pengertian sejarah secara umum diartikan kisah atau cerita yang mengupas kehidupan manusia dimasa lampau. Menurut Kuntowijoyo, dalam mempelajari sejarah tidak terlepas dari cara berpikir Diakronis dan Sinkronis, yang masing-masing saling melengkapai. Untuk mempermudah kita dalam mengkaji lmu Sejarah, dari segi waktu sejarah itu dibagi menjadi beberapa periode/babak/urutan.

1. BERPIKIR SINKRONIK

    Sinkronik aslinya berasal dari bahasa Yunani yaitu "syn" yang artinya Dengan dan "khronos" yang artinya Waktu/Masa. Tapi Sinkronik artinya Meluas dalam ruang tetapi sempit dalam waktu. Jadi berpikir secara sinkronik itu, kita menganalisa suatu peristiwa pada intinya saja, tidak menganalisa suatu suatu peristiwa dari awal. Contohnya menjelaskan tentang suasana pada saat tragedi pemberontakan G30S/PKI. Jadi dengan berpikir secara sinkronik kita dapat mempelajari peristiwa bersejarah secara mendetail.

Adapula ciri-ciri berpikir sinkronik :

1.    Bersifat horizontal. (tidak menjelaskan suatu peristiwa dari awal dan hanya pada intinya saja)

2.    Cakupan kajian yang lebih sempit.

3.    Cenderung lebih sulit dan serius.

4.    Kajiannya lebih terstruktur.

5.    Mengkaji masa tertentu.

6.    Tidak terdapat konsep perbandingan.

 

2. BERPIKIR DIAKRONIK

    Berbeda dengan Sinkronik, Diakronik aslinya berasal dari bahasa latin yaitu  "Dia" yang artinya Melalui/Melampaui dan "Chronicus" yang artinya Waktu. Tapi Diakronik artinya Memanjang dalam waktu tetapi menyempit dalam ruang. Berpikir diakronik disebut juga berpikir kronologis,Berbeda dengan berpikir sinkronik, berpikir diakronik itu, kita menganalisa suatu peristiwa dari awal mula peristiwa itu terjadi hingga akhir dari peristiwa itu. Contohnya menjelaskan tentang pertempuran 5 hari disemarang mulai dari awal mula kenapa peristiwa itu terjadi sampai akhir atau menceritakan tentang kisah hidup seseorang sejak dilahirkan hingga saat ini. Jadi dengan berpikir secara diakronik/kronologis kita dapat mempelajari proses dari suatu peristiwa bersejarah.

Adapula ciri-ciri berpikir Diakronik :

1.    Bersifat vertikal. (menjelaskan prroses suatu peristiwa dari awal hingga akhir)

2.    Cakupan kajian jauh lebih luas.

3.    Terdapat konsep perbandingan.

4.    Memiliki sifat historis/komparatif.

5.    Mengkaji masa yang satu dan yang lain.

 

3. Sinkronik dan Diakronik Dalam Sejarah

    Sejarah dan ilmu-ilmu sosial mempunyai hubungan timbal balik. Sejarah diuntungkan oleh ilmu-ilmu sosial, dan sebaliknya. Dalam sejarah baru, yang lahir berkat ilmu-ilmu sosial, penjelasan sejarah didasarkan atas ilmu-ilmu sosial. Belajar sejarah tidak dapat dilepaskan dari belajar ilmu-ilmu sosial, meskipun sejarah punya cara sendiri menghadapi objeknya. Topik-topik baru terpikirkan berkat ilmu-ilmu sosial. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa sejarah dan ilmu-ilmu sosial berbeda tujuannya. Tujuan sejarah ialah mempelajari hal-hal yang unik, tunggal, ideografis, dan sekali terjadi. Sedangkan ilmu-ilmu sosial tertarik kepada yang umum, ajek, nomotetis dan merupakan pola. Pendekatan sejarah juga berbeda dengan ilmu-ilmu sosial. Sejarah itu diakronis, memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis, melebar dalam ruang. Sejarah mementingkan proses, sementar ilmu-ilmu sosial menekankan struktur.

    Pada dasarnya sejarah ialah ilmu diakronis, yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang sempit. Ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial, sejarah menjadi ilmu yang juga sinrkonis. Artinya selain memanjang dalam waktu, sejarah juga melebar dalam ruang. Jadi, dengan sumbangan ilmu, sejarah sebagai ilmu diakronis yang juga ilmu sinkronis. Maka lengkaplah sejarah.


3. PEMBABAKAN WAKTU DALAM SEJARAH

    Dalam mengkaji sejarah, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah waktu, karena waktu merupakan salah satu unsur pokok dalam pembuktian suatu peristiwa itu merupakan sejarah atau bukan.

   Apabila suatu peristiwa hanya terdiri dari tokoh atau pelaku sejarah serta tempat, sedangkan waktunya tidak diketahui secara jelas atau pasti, maka peristiwa tersebut dikategorikan sebagai dongeng atau legenda belaka.

   Untuk mempermudah kita dalam mengkaji lmu Sejarah, dari segi waktu sejarah itu dibagi menjadi beberapa periode atau babak. Pembagian periodesasi ini merupakan inti dari cerita sejarah

Adapun tujuan dari pembabakan waktu dalam sejarah adalah :

1.    Untuk memudahkan kita memahami sejarah.

2.    Untuk penyederhanaan waktu.

3.    Untuk mengetahui peristiwa secara kronologis.

4.    Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan.

5.    Memudahkan klasifikasi ilmu sejarah.

 

PRIODESASI

    Periodisasi atau pembabakan waktu adalah salah satu proses strukturisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan dikelompokkan menurut sifat, unit, atau bentuk sehingga membentuk satu kesatuan waktu tertentu. Periodisasi atau pembagian babakan waktu merupakan inti cerita sejarah.

     berikut ini merupakan contoh periodisasi sejarah Indonesia menurut beberapa tokoh sejarah Indonesia ;

 

Konsep periodisasi dari Prof. Dr. Soekanto

Menurut pendapat Dr. Soekanto, periodisasi hendaknya berdasarkan ketatanegaraan artinya bersifat politik. Pembagian atas babakan masa (periodisasi) yang berdasarkan kenyataan-kenyataan sedapat mungkin harus eksak serta praktis. Menurutnya, periodisasi sejarah Indonesia diusulkan secara kronologis sebagai berikut.


Periodisasi menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo

Menurut pemikiran Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, sebagai dasar bagi babakan masa (periodisasi) adalah derajat integrasi yang tercapai di Indonesia pada masa lampau. Menurut pemikirannya, faktor ekonomi sangat memengaruhi perkembangan sosial, politik, dan kultur di Indonesia.

 

KRONOLOGI

     Kronologi sejarah adalah catatan kejadian-kejadian atau peristiwa sejarah yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya. Ada tahapan-tahapan yang mengantarkan peristiwa itu terjadi.

 Berbagai kronologi yang ada dalam sejarah misalnya kronologi lahirnya kerajaan, pemberontakan, perang, dan lain-lain. Kronologi lahirnya sebuah kerajaan misalnya diawali dengan kronologi awal lahirnya kerajaan tersebut. Ada kerajaan yang lahir diawali oleh suatu peristiwa perebutan kekuasaan atau pemberontakan. Kelompok yang memenangkan perebutan kekuasaan atau pemberontakan itu akan mendirikan suatu kerajaan baru. Kemudian secara kronologis digambarkan perkembangan kerajaan baru tersebut. Siapa saja yang menjadi raja, peristiwa-peristiwa penting apa saja selama kerajaan itu berdiri, dan bagaimana kerajaan itu berakhir.

Contoh kronologi dalam sejarah ;

 



 

 


 

 

 

Sumber :

https://www.kompasiana.com/raylibi/5c9e313b3ba7f70bca1a7274/berpikir-sinkronik-dan-diakronik-pengertian-contoh-ciri-ciri-dan-tujuannya#

http://belajarsejarahuntukkemanusiaan.blogspot.com/2018/09/memahami-konsep-berpikir-kronologis.html

https://dangau-historia.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://belajarserbaneka.blogspot.com/2012/12/periodisasi-dan-kronologi-sejarah.html


0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Blog Themes | Bloggerized by andri pradinata - Gold Blogger Themes | AP14