Maret 29, 2012

Para Pemain Sepak Bola yang Meninggal di Pertandingan

Para pemain Tottenham Hotspur dan Bolton Wanderers kaget, kemudian shok saat Fabrice Muamba tiba-tiba terjatuh pada menit ke-41. Partai perempat final Piala FA di Stadion White Hart Lane pun terhenti. Banyak yang bingung, karena gelandang Bolton itu jatuh dengan sendirinya, tak bersentuhan sama sekali dengan pemain lain.

Petugas medis kemudian datang menolongnya, tapi dia tak bereaksi. Para pemain kemudian tambah shok. Sebagian terbengong, sebagian berdoa sambil mendekapkan kedua tangannya di dada. Bahkan, wasit Howard Webb pun ikut shok dan mendekapkan kedua tangan ke dada, sambil sesekali komat-kamit memanjatkan doa.

Selama 10 menit petugas medis menangani Muamba di lapangan. Para penonton juga ikut shok, bahkan sebagian menangis.

Muamba lalu dilarikan ke rumah sakit, Di lorong stadion, dia sempat tak bernapas. Namun, kemudian dia segera kembali dalam kondisi yang membaik.

Insiden Muamba memang mengkhawairkan. Sudah uluhan pemain sepak bola yang meninggal dunia akibat bermain sejak 1892. Bahkan, di Indonesia juga ada dua kasus pemain meninggal akibat bermain sepak bola, yakni Eri Irianto dan Jumadi Adi.

Berikut daftar pemain yang meninggal karena insiden atau kecelakaan dalam pertandingan sepak bola.



Daftar Pemain Bola Yang Meninggal di Karena Bermain


13 Januari 1889
William Cropper (Staveley, 26 tahun)
Ia jatuh pingsan saat membela timnya melawan Grimsby Town. Sehari kemudian dia meninggal dunia.

11 Januari 1892
James "Daddy" Dunlop (St Mirren, 21)
Pada pertandingan persahabatan lawan Abercorn, jatuh menimpa pecahan gelas. Lukanya menyebabkan tetanus dan 10 hari kemudian dia meninggal dunia.

25 Mei 1896
James Logan (Loughborough FC, 25)
Dia meninggal saat bermain karena menderita pneumonia.

29 November 1896
Joe Powell (Woolwich Arsenal, 25)
Saat bermain melawan Kettering Town, tangannya patah. Cedera ini menyebabkan tetanus dan darahnya berracun dan beberapa hari kemudian dia meninggal dunia.

1900-an
James Collins (Sheppey United)
Luka yang ia dapat saat bertanding menimbulkan tetanus yang akhirnya membunuh dirinya.

27 Agustus 1902
Di Jones (Manchester City, 35)
Luka serius di lututnya menyebabkan pembusukan yang akhirnya membunuh dirinya.

27 Oktober 1906
David "Soldier" Wilson (Leeds City, 23)
Ia menderita serangan jantung saat bermain melawan Burnley. Dia pingsan di lapangan dan akhirnya meninggal dunia.

8 April 1907
Tommy Blackstock (Manchester United, 25)
Dia pingsan setelah menyundul bola pada pertandingan melawan St Helens. Nyawanya akhirnya tak bisa diselamatkan.

1908
Frank Levick (Sheffield United, 26)
Tulang lehernya patah saat membela Sheffield United melawan Newcastle United pada Tahun Baru 1908. Ia sempat membaik, tapi cederanya menyebabkan pneumonia. Ia akhirnya meninggal dunia karena serangan jantung yang disebabkan pneumonia pada 1 Februari 1908.

29 Desember 1909
James Main (Hibernian, 23)
Pada pertandingan hari Natal 1909 lawan Partick Thistle di Firhill, Jimmy Main bertabrakan dengan pemain lawan. Ia kesakitan di bagian perutnya dan empat hari kemudian meninggal dunia.

19 Februari 1916
Bob Benson (Arsenal, 33)
Setelah membela Arsenal lawan Reading, denyut darahnya terlalu cepat. Ada kelainan dalam pembuluh darah hingga menyebabkan dia meninggal dunia.

7 Januari 1921
Horace Fairhurst (Blackpool, 27)
Pada pertandingan lawan Barnsley, bulan Desember 1920, kepalanya terbentur. Dia akhirnya meninggal dunia pada 7 Januari 1921.

22 May 1921
Nikola Gazdic (Hajduk Split)
Setelah bermain melawan Gra?anski Zagreb, dia terkena TBC dan akhirnya meninggal dunia.

11 November 1923
Tom Butler (Port Vale)
Tangannya patah dalam sebuah pertandingan. Luka di tangannya akhirnya menimbulkan tetanus dan menyebabkan dia meninggal dunia.

4 April 1927
Albert Van Coile  (Cercle Brugge, 27)
Setelah bertabrakan dengan pemain lawan dalam sebuah pertandingan, dia sakit perut. Sehari kemudian dia meninggal dunia.

3 Mei 1927
David Arellano (Colo-Colo 24)
Ia menderita radang selaput perut (peritonitis) setelah ditabrak pemain lawan dalam sebuah pertandingan. Segera setelah bertabrakan itu, dia dilarikan ke klinik terdekat, tapi nyawanya tak tertolong.

30 April 1927
Sam Wynne (Bury 30)
Meninggal dunia di lapangan saat melawan Sheffield United, akibat pendarahan otak setelah bertabrakan dengan pemain lain.

5 September 1931
John Thomson (Celtic, 22)
Bertabrakan dengan pemain Glasgow Rangers, Sam English, tulang tengkoraknya retak. Dia dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tak tertolong.

17 Juni 1933
Jon Kristbjornsson (Valur, 22)
Seorang kiper yang bertabrakan dengan striker KR Reykjavik pada pertandingan terakhir Liga Islandia, 13 Juni 1933. Dia kepalanya sakit dan empat hari kemudian meninggal dunia.

1 Desember 1934
(Sim Raleigh (Gillingham, 25)
Meninggal dunia setelah kepalanya bertabrakan dengan kepala pemain Brighton & Hove Albion, Paul Mooney.

5 Februari 1936
Jimmy Thorpe (Sunderland, 22)
Menderita diabetes, kiper Sunderland ini pingsan saat dan koma pada pertandingan lawan Chelsea. Dia meninggal di lapangan.

1 April 1951
Mitotonio (Ceara, 35)
Pingsan saat pertandingan karena perutnya tertabrak dan dia akhirnya meninggal dunia.

14 Juli 1963
Constantin Tabarcea (Petrolul Ploie?ti 26)
Pingsan dalam pertandingan dan akhirnya meninggal dunia.

25 Februari 1967
Tony Allden (Highgate United)
Pada pertandingan perempat final Piala FA Amatir Cup, dia pingsan dan kemudian meninggal dunia.

1 Juli 1973
Nikola Mantov (FK Osogovo, 23)
Pingsan dan langsung meninggal dunia pada menit ke-10 pada pertandingan lawan FAS 11 Oktomvri, akibat serangan jantung.

16 Desember 1973
Pavao (FC Porto, 26)
Meninggal dunia akibat serangan jantung dalam sebuah pertandingan.

18 Mei 1977
Tony Aveyard (Scarborough, 21)
Meninggal akibat kepalanya bertabrakan dengan lawan.

30 Oktober 1977
Renato Curi (Perugia, 24)
Mendapat serangan jantung pada pertandingan Liga Serie-A lawan Juventus. Nama stadion Perugia pun setelah itu diganti dengan namanya.

23 September 1984
Erik Jongbloed (DWS Amsterdam)
Tewas di lapangan dalam pertandingan eksebisi Ia putra Jan Jongbloed, kiper timnas Belanda di Piala Dunia 1974 dan 1978.

23 Agustus 1987
Paulo Navalho (Atletico Clube de Portugal, 21)
Menderita myocardial akut, ia tewas dalam pertandingan persahabatan melawan klub Uni Emirat Arab, Al-Jazira.

9 Desember 1987
Dursun Oezbek (Galatasaray, 17)
Pada latihan tim di Florya, ia mengalami gagal jantung dan meninggal dunia.

12 Agustus 1989
Samuel Okwaraji (Nigeria, 24)
Pingsan dan langsung meninggal dunia pada pertandingan melawan Angola di kualifikasi Piala Dunia. Otopsi menunjukkan, jantungnya mengalami pembesaran.

8 September 1990
David Longhurst (York City, 25)
Mengalami gagal jantung saat bertanding melawan Lincoln City. Dia dilarikan ke rumah sakit, tapi begitu sampai di rumah sakit sudah meninggal.

2 Februari 1993
Michael Klein (Bayer Uerdingen, 33)
Mengalami gagal jantung pada sebuah latihan dan langsung meninggal dunia.

30 April 1995
Mukandi Tsimaya (Atromitos Fc, 28)
Pada pertandingan melawan Panelefsiniakos, lehernya tersodok sikut lawan. Dia meninggal dunia sebelum sempat dilarikan ke rumah sakit.

25 Agustus 1995
Michael Goddard (Dundela)
Meninggal dunia pada pertandingan melawan Dungannon Swifts di Stangmore Park, setelah dadanya terhantap bola yang melaju kencang.

29 Oktober 1995
Amir Angwe (Julius Berger Fc, 29)
Pingsan dan akhirnya meninggal di lapangan karena serangan jantung.

4 Januari 1997
Hedi Berkhissa (Esperance Sportive de Tunis, 24)
Terkena serangan jantung saat bertanding melawan Olympique Lyonnais di Stade Chedli Zouiten dan akhirnya meninggal dunia.

4 April 1997
Waheeb Jabara (Hapoel Taibe, 23)
Terkena serangan jantung saat bertanding melawan Bnei Yehuda dan langsung meninggal dunia.

February 1998
Robbie James (Llanelli AFC, 28)
Meninggal di lapangan karena serangan jantung.

28 April 1998
Axel Jueptner (Carl Zeiss Jena, 29)
Tiba-tiba meninggal dunia saat latihan tim, karena serangan jantung.

1999
Ferenc Biro (Nirajul Miercurea-Nir, 15)
Meninggal karena tiang gawang rubuh dan menimpa kepalanya.

24 Juli 1999
Stefan Vrabioru (Astra Ploiesti, 23)
Penyakit jantung yang tak terdeteksi membuatnya meninggal dunia dalam sebuah pertandingan.

2000
Daniel Orbeanu (Caraimanul Busteni, 18)
Meninggal dalam pertandingan karena infeksi. Sebelumnya, empat rumah sakit melakukan kesalahan dalam mendiaknosis penyakitnya.

Februari 2000
John Ikoroma (Al-Wahda, 17)
Pingsan di lapangan saat bertanding, dan akhirnya meninggal dunia sesampainya di rumah sakit.

3 April 2000
Eri Irianto (Persebaya Surabaya, 26)
Pada pertandingan melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora 10 Nopember, Eri Irianto bertabrakan dengan pemain PSIM asal Gabon, Samson Noujine Kinga. Dia pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Tapi, malamnya ia akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

21 Mei 2000
Hocine Gacemi (JS Kabylie, 24)
Meninggal dunia di lapangan karena tulang kepalanya retak setelah bertabrakan dengan lawan.

5 Oktober 2000
Catalin Hildan (Dinamo Bucharest, 24)
Meninggal dalam pertandingan melawan Olteni?a, Catalin. Pada menit ke-74, ia mendapat serangan jantung dan terjatuh, kemudian meninggal dunia.

29 Agustus 2001
Serhiy Perkhun (CSKA Moscow, 23)
Bertabrakan dengan Budun Budunov. Keduanya sama-sama cedera parah di kepala. Namun, Budunov selamat, serangkan Perkhun meninggal dunia, 8 hari setelah pertandingan.

20 Februari 2002
Cristian Neamtu (Universitatea Craiova, 21)
Tertabrak rekannya sendiri saat akan mencetak gol. Seminggu kemudian dia meninggal dunia akibat pendarahan di dalam.

24 Oktober 2002
Hernan Gaviria (Deportivo Cali, 32)
Terkena halilintar dalam sebuah latihan dan kemudian meninggal dunia.

27 Oktober 2002
Giovanni Cordoba (Deportivo Cali, 24)
Dia dan Hernan Gaviria terkena halilintar. Namun, tiga hari kemudian, Cordoba meninggal dunia.

Desember 2002
Stefan Toleski (FK Napredok)
Pingsan dalam sebuah pertandingan dan akhirnya meninggal dunia sesampainya di rumah sakit.

26 Juni 2003
Marc-Vivien Foe (Kamerun, 28)
Ia pinsan dalam pertandingan semifinal Piala Konfederasi 2003 melawan Kolombia. Tak lama kemudian, dia meninggal dunia di rumah sakit. Otopsi menyebutkan, dia meninggal dunia karena masalah jantung (hypertrophic cardiomyopathy).

25 Januare 2004
Miklos Feher (Benfica, 24)
Saat bertanding melawan Vitoria, dia pinsan dan meninggal dunia karena serangan jantung.

29 Februari 2004
Danny Ortiz (CSD Municipal, 27)
Pada pertandingan melawan CSD Comunicaciones, Ortiz bertabrakan dengan Mario Rafael Rodriguez. Selaput jantungnya robek dan dia meninggal dunia di rumah sakit.

27 Oktober 2004
Serginho (Sao Caetano, 30)
Serangan jantung tiba-tiba membuatnya meninggal dunia saat melawan Sao Paulo.

5 Desember 2004
Cristiano Junior (Dempo Sports Club, 24)
Ia bertabrakan dengan kiper Mohun Bagan, Subrata Paul, pada menit ke-78 pada final Piala Federasi ketika mencetak gol keduanya. Dia kemudian kolaps dan meninggal dunia di rumah sakit.

2005
Alin Paicu (Minerul Matasari, 32)
Pingsan setelah menyundul bola dan meninggaldunia karena serangan jantung.

12 April 2005
Paul Sykes (Folkestone Invicta, 28)
Saat pertandingan semifinal Kent Senior Cup melawan Margate FC baru berjalan 30 menit, dia pingsan dan meninggal dunia karena masalah jantung.

12 Juni 2006
Rasmus Green (Naestved BK, 26)
Mendapat serangan jantung saat berlatih. Dia meninggal saat sampai di rumah sakit.

30 Agustus 2006
Mohamed Abdelwahab (Al-Ahly, 23)
Meninggal dunia dalam latihan karena masalah jantung yang tak terdeteksi.

9 September 2006
Matt Gadsby (Hinckley United, 27)
Ia pingsan pada pertandingan melawan Harrogate Town, tak lama kemudian meninggal dunia di rumah sakit Harrogate District. Dia dinyatakan meninggal akibat kelainan jantung yang disebut Arrhythmogenic Right Ventricular Cardiomyopathy.

18 September 2006
Nilton Pereira Mendes (FC Shakhter Karagandy, 30)
Pingsan saat berlatih di klub dan tewas di ambulans dalam perjalanan ke rumah sakit. Pemain asal Brasil itu mantan Pemain Terbaik dan top skorer Liga Kazakhstan.

27 Maret 2007
Ivan Karacic (NK Siroki Brijeg, 19)
Meninggal dunia dalam sesi latihan di Siroki Brijeg, Bosnia and Herzegovina, karena serangan jantung.

28 Agustus 2007
Antonio Puerta (Sevilla FC, 22)
Pingsan pada pertandingan melawan Getafe di Divisi Primera La Liga. Dia meninggal setelah berada di rumah sakit karena masalah jantung.

29 Agustus 2007
Chaswe Nsofwa (Hapoel Beersheba, 28)
Meninggal karena serangan jantung pada pertandingan latihan lawan Maccabi Beersheba.

29 Desember 2007
Phil O'Donnell (Motherwell, 35)
Pingsan pada pertandingan melawan Dundee United karena serangan jantung. Dia meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.

9 Februari 2008
Guy Tchingoma (FC 105 Libreville, 22)
Meninggal dunia tak lama setelah pertandingan melawan Union Sportive O'Mbila. Pada pertandingan, dia bertabrakan dengan pemain lawan. Dia bisa menyelesaikan pertandingan, tapi pingsan setelah selesai dan petugas medis gagal menyelamatkan nyawanya.

16 Februari 2008
Herve King (Ringmer, 27)
Pertandingan melawan Three Bridgesbaru berjalan 17 menit, King pingsan dan akhirnya meninggal dunia karena serangan jantung.

3 April 2008
Hrvoje ?ustic (NK Zadar, 24)
Menabrak tembok pada pertandingan lawan Cibalia, dia tewas lima hari kemudian di rumah sakit.

31 Mei 2008
Rustem Bulatov (Torpedo SDYuSShOR Kaluga, 34)
Merasa sakit saat pertandingan, sehari kemudian dia meninggal dunia di rumah sakit.

15 Maret 2009
Jumadi Abdi (Bontang FC, 26)
Dia mengalami benturan keras ketika bertanding melawan Persela Lamongan pada tanggal 7 Maret 2009. Perutnya tertendang pemain Persela, Denny Tarkas. Delapan hari kemudian, ia meninggal dunia. Kerusakan di sejumlah organ vital menjadi penyebab kematiannya.

26 Mei 2009
Orobosan Adun (Warri Wolves FC, 28)
Sebelum pertandingan tandang melawan Enugu Rangers, kiper Orobosan Adun diserang penjahat yang diduga suporter lawan. Dia meninggal dunia tiga hari kemudian dalam sesi latihan.

8 Agustus 2009
Daniel Jarque (RCD Espanyol, 26)
Setelah berlatih dengan klubnya, dia mendapat serangan jantung dan akhirnya meninggal dunia.

15 November 2009
Maurizio Greco (TuS Gueldenstern Stade, 25)
Dia pingsan pada pertandingan melawan Lupo Martini Wolfsburg di Campers Hoehe. Tak lama kemudian, dia meninggal dunia di rumah sakit.

6 Maret 2010
Endurance Idahor (Al-Merreikh, 25)
Dia pingsan saat bertanding melawan Alamal Atbara di Liga Sudan. Dia meninggal dunia di mobil ambulance saat dilarikan ke rumah sakit. Otopsi menyebutkan, dia meninggal karena masalah jantung.

8 Maret 2010
Bartholomew Opoku  (Kessben FC, 19)
Dia pingsan hanya beberapa saat sebelum bertanding melawan Liberty. Dia segera dilarikan ke rumah sakit. Tapi, sehari kemudian meninggal dunia.

Mei 2010
Goran Tunjic (Mladost FC, 32)
Dia pinsan dan akhirnya meninggal dunia, setelah diganjar kartu oleh wasit dengan tuduhan diving.

2 Mei 2010
Ambrose Wleh (Invincible Eleven, 24)
Pada pertandingan lawan Mighty Barrolle, ia mendapat serangan jantung. Dia bermain sebagai pengganti dan kemudian kolaps. Wleh meninggal dunia sesampainya di rumah sakit.

8 Mei 2010
Wilson Mene (Prek Pra Keila)
Wilson meninggal, tak lama setelah pingsan pada sebuah pertandingan Liga Kolombia.

12 April 2011
Lokissimbaye Loko (FC Beaumontois, 30)
Pemain Chad ini meninggal dunia dalam pertandingan lawan Midi-Pyrenees.

4 Agustus 2011
Naoki Matsuda (Matsumoto Yamaga FC, 34)
Mantan pemain Yokohama F Marinos dan timnas Jepang ini pingsan pada sebuah latihan, 2 Agustus 2011. Itu terjadi saat dia baru 15 menit melakukan pemanasan dengan berlari. Dua hari kemudian dia meninggal dunia karena masalah jantung.

13 November 2011
Bobsam Elejiko (K Merksem SC, 30)
Pemain keturunan Nigeria ini menghabiskan kariernya di Belgia Dia pingsan dan tak lama kemudian meninggal dunia saat bertanding melawan FC Exc Kaart.

Maret 08, 2012

Sejarah Persija Jakarta

Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Jakarta. Persija saat ini berlaga di indonesia super liga.
Persija didirikan pada 28 November 1928, dengan cikal bakal bernama Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ).
VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan PSSI dengan keikutsertaan wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu 19 April 1930.

ASAL USUL SEJARAH PERSIJA JAKARTA
 
Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra).
Pasca-Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta).
Pada saat itu, NIVU (Nederlandsch Indisch Voetbal Unie) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada.
Di sisi lain, VBO (Voetbalbond Batavia en Omstreken) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada.
Terlepas dari takdir atau bukan, seiring dengan berdaulatnya negara Indonesia, NIVU mau tidak mau harus bubar.
Mungkin juga karena secara sosial politik sudah tidak kondusif (mendukung).
Suasana tersebut akhirnya merembet ke anggotanya, antara lain VBO.
Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija.
Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija.
Dalam turnamen segitiga persahabatan, gabungan pemain bangsa Indonesia yang tergabung dalam Persija “baru” itu berhadapan dengan Belanda dan Tionghoa.
Inilah hasilnya:
Persija (Indonesia) vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951),
Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni 1951), dan
Persija (Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951).
Semua pertandingan berlangsung di lapangan BVC Merdeka Selatan, Jakarta

PRESTASI
 
DI PERSERIKATAN
* Tahun 1931, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (1)
* Tahun 1933, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (2)
* Tahun 1934, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (3)
* Tahun 1938, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (4)
* Tahun 1964, Juara Perserikatan (5)
* Tahun 1973, Juara Perserikatan (6)
* Tahun 1975, Juara Perserikatan, bersama dengan PSMS Medan (7)
* Tahun 1977, Juara Perserikatan (8)
* Tahun 1979, Juara Perserikatan (9)
* Tahun 1990, Peringkat Ke-10 Perserikatan

Di LIGA INDONESIA
* Tahun 1994, Peringkat Ke-18 Divisi Utama Wilayah Barat
* Tahun 1995, Peringkat Ke-13 Divisi Utama Wilayah Barat
* Tahun 1996, Peringkat 11 Wilayah Barat
* Tahun 1998, Semifinalis
* Tahun 1999, Semifinalis
* Tahun 2001, Juara Liga Indonesia
* Tahun 2002, 8 Besar Liga Bank Mandiri
* Tahun 2003, Peringkat 8 Liga Bank Mandiri
* Tahun 2004, Peringkat 3 Liga Bank Mandiri
* Tahun 2005, Runner-Up Liga Indonesia
* Tahun 2006, Liga Indonesia 8 Besar

Di LIGA SUPER INDONESIA
* Tahun 2010, Peringkat 5 Liga Super Indonesia
* Tahun 2010, Klasemen Sementara (tanggal 22 Oktober 2010) ke 3

Di PIALA INDONESIA
* Tahun 2005, Runner-Up Copa Indonesia
* Tahun 2006, Copa Indonesia Juara 3
* Tahun 2007, Copa Indonesia Juara 3

Di Internasional
Tahun 2000, Juara Piala Sultan Brunei Darussalam

DAFTAR PELATIH PERSIJA JAKARTA
* Dari Indonesia Endang Witarsa
* Dari Indonesia Herry Kiswanto
* Dari Bulgaria Ivan Venkov Kolev
* Dari Argentina Garcia Carlos Cambon
* Dari Indonesia Ronny Pattinasarani
* Dari Indonesia Rahmad Darmawan
* Dari Moldova Serghei Dubrovin
* Dari Indonesia Sofyan Hadi
* Dari Indonesia Benny Dollo
* Dari Indonesia Rahmad Darmawan

Persija Jakarta Mempunyai Julukan “MACAN KEMAYORAN”
dan Mempunyai pendukung fanatik yang menamakan diri THE JAKMANIA
Persija Jakarta dahulu menempati Stadion Lebak Bulus, namun karena Tidak masuk kategori yang diharuskan, Persija akhirnya menempati Stadion Gelora Bung Karno.

Maret 03, 2012

Siapa Orang Besemah atau Pasemah itu ?

Jeme Besemah adalah orang-orang pemberani, Diakui oleh penulis kolonial. Berwatak setia kawan,Dan loyal terhadap komitmen yang membuat saudara Ataupun teman seperjuangan Sultan Palembang, Meneruskan perjuang setelah Sultan Mahmud Badaruddin II Dikalahkan oleh Belanda pada tahun 1821. Orang-orang Sindang Merdika di besemah menolak tindakan Belanda tersebut. Mereka meneruskan perjuangan di besemah pada tahun 1821 Sampai 1866. Bahkan pada saat-saat pertempuran melawan Belanda Di Palembang 1821 Sampai sekarang masih belum jelas Dari mana sebenarnya asal usul suku Besemah. Apakah teori-teori tentang perpindahan penduduk yang diikuti sekarangBerlaku juga bagi suku besemah, masih diliputi kabut rahasia. Namun yang jelas, jauh berabad-abad sebelum hadirnya mitos AtungBungsu, ditanah Besemah, dilereng Gunung Dempo dan daerahSekitarnya, telah ada masyarakat yang memiliki kebudayaan tradisiMegalitik dan bukti-bukti budaya megalitik ditanah besemah sampaiSekarang masih ada. Tetapi permasalahannya, apakah jeme Besemah Sekarang ini adalah keturunan dari Pendukung budaya megalitik tersebut ?Pengenalan orang-orang Eropa, terutama Belanda dan Inggris Terhadap orang Besemah pada awalnya sangat apriori. Orang Belanda dengan picik menyebutkan :## dat de Pasoemhers zonen gebragt ( orang pasemah tak akan diajak bicara jika tidak diberi unjuk kekuatan militer ) Demikian juga Sir Tomas Raffles, seorang Gubernur Jendral Di Bengkulu, pertama kali dia menganggap orang Besemah sebagai The pasumahs were a savage, ungovernable race, and that no termscould ever be made with them (Orang Pasemah adalah buas, ras yang tidak berpemerintahan dan tidak ada istilah yang dapat sesuai untukmereka.) Setelah menempuh perjalanan yang berat dan melelahkan mendakiGunung dan bukit serta menembus belantara, bertemula Raffles Dengan orang Besemah. Perjalanannya ini adalah perjalanan khusus untuk mententramkan orang besemah.Who I Want to Meet:Tegakkah Ganti Nga Tungguan, Jangan Manakah Batu Ke Luagh!!! MAKIN tenggelamkah "Sindang Merdike" saat ini? Menurut budayawan besemah "Mohammad Saman"..Begitu kekuatan Belanda merambah ke Besemah,Mulailah terjadi pergeseran nilai-nilai adat, budaya, danSistem pemerintahan di tanah besemahDampak berikut juga menyentuh berbagai peran dan fungsiLembaga-lembaga lama yang ada di masyarakat ke lembaga Baru yang sesuai dengan keinginan penguasa.Lembaga-lembaga lama misalnya hukum adat dan tradisi lain,Semakin tidak berfungsi. Bahkan, puncaknya memasuki Abad XIX, berbagai lembaga tradisional di tanah besemahTerasa mulai keropos dan pada akhirnya hilang digerogoti Kolonial Belanda

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Blog Themes | Bloggerized by andri pradinata - Gold Blogger Themes | AP14