Juli 24, 2020

PERKEMBANGAN HINDU BUDHA DI INDONESIA : TEORI MASUK DAN KONSEP AJARAN HINDU BUDHA

Jalur Persebaran Ajaran Budha di Asia

Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia di perkirakan pada awal tarikh Masehi di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang memiliki tingkat peradaban bisa dikatakan sudah tinggi, yaitu India dan Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi perdagangan yang baik. Perkembangan lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalur darat dan laut.
Salah satu jalur lintasan laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang dulunya masih bernama Nusantara terletak di jalur posisi silang dua benua dan juga dua Samudera, serta berada dekat Selat Malaka memiliki keuntungan sebagai berikut:
·         Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing seperti India, Cina, Arab, dan juga Persia.
·         Kesempatan untuk melakukan hubungan perdagangan internasional terbukalebar.
·         Adaptasi atau pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas.
·         Pengaruh kepercayaan asing mudah masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan Nusantara dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional, menyebabkan timbunya percampuran budaya. Negara India, merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Nusantara (Indonesia) yaitu dalam bentuk budaya Hindu-Budha.
Dalam pembahasan tentang awal mula masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia terdapat beberapa pendapat mengenai teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia. Terdapat enam teori tentang sejarah masuknya agama Hindu-Budha, antara lain:

Teori Brahmana
J C Van Leur
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang pertama adalah teori Brahmana ini dikemukakan oleh JC. Van Leur, berpendapat bahwa para Brahmana datang dari India ke Nusantara atas undangan pimpinan suku dalam rangka pengesahan kekuasaan mereka, sehingga menjadikan sama dengan raja-raja India.
Para kepala suku di Nusantara aktif mendatangkan brahmana untuk mengadakan upacara abhiseka secara Hindu, sehingga para kepala suku menjadi maharaja. Dalam masa perkembangannya, para brahmana akhirnya menjadi purohito (penasehat raja).
Teori brahmana kelihatannya dianggap lebih mendekati kebenaran, karena agama Hindu bersifat tertutup, dimana hanya diketahui kalangan brahmana. Teori brahmana didasarkan pada pengamatan sisa-sisa peninggalan kerajaan bercorak Hindu di Indonesia, umumnya banyak ditemukannya prasasti-prasasti berbahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.
Pada Candi yang ada di Indonesia banyak ditemukan arca Agastya. Umumnya di India, bahasa dan huruf tersebut hanya digunakan dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan, dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasainya. Selain itu, brahmana di Indonesia berkaitan dengan upacara Vratyastoma dan abhiseka.
Namun terdapat kelemahan dari teori ini, di India ada peraturan bahwa brahmana tidak boleh keluar dari negerinya. Oleh sebab itu, tidak mungkin mereka dapat menyiarkan agama ke Indonesia.

Teori Kesatria
Cornelis Cristian Berg
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang kedua ialah teori kesatria dikemukakan oleh C.C Berg, Mookerji, dan J.C Moens, menurut teori ini, masuknya budaya India ke Nusantara adalah melalui para kesatria. Saat zaman dulu, di negara India sering terjadi peperangan antar golongan, salah satunya adalah kekacauan politik dalam negara India berupa perang besar antara Brahmana dan Kesatria.
Para kesatria yang kalah dalam peperangan lalu memilih untuk meninggalkan India, diantara kesatria yang pergi ada yang sampai ke wilayah Nusantara. Kesatria inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggal. Disamping mereka menetap, juga para kesatria menyebarkan agama dan budaya yang mereka ikuti, yaitu agama dan budaya Hindu.



Teori Waisya
N J Krom
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia adalah teori Waisya dikemukakan oleh N.J Krom, ia berpendapat bahwa kasta Waisya adalah yang paling berjasa dalam penyebaran agama Hindu di Nusantara. Kaum Waiysa merupakan mereka yang berasal dari kalangan pekerja ekonomi, seperti pedagang dan saudagar.
Para pedagang yang berasal dari India atau pusat-pusat Hindu lain di Asia ini banyak melakukan hubungan dagang dengan masyarakat atau penguasa pribumi. Kesempatan ini yang membuka peluang bagi masuknya agama Hindu di Indonesia. Teori ini dirasa lebih tepat karena sesuai dengan kondisi Nusantara sebagai Negeri yang sering dilewati perdagangan internasional.




Teori Sudra
Teori Sudra dikemukakan oleh Van Faber, ia berpendapat bahwa orang-orang yang termasuk kasta Sudra adalah mereka yang dianggap sebagai orang buangan. Kasta Sudra ini diduga datang ke Indonesia bersama kaum Waisya atau Kesatria. Sebab datang dengan jumlah yang sangat besar, para kasta Sudra ini yang telah memberikan andil paling besar terkait masuknya agama Hindu di Indonesia.

Teori Arus Balik
G.Coedes
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang ini dikemukakan oleh G.Coedes, ia berpendapat bahwa berkembangnya pengaruh kebudayaan India dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri. Indonesia mempunyai kepentingan untuk datang dan berkunjung ke India. Sebab hubungan dagang Indonesia dengan India yang meningkat diikuti brahmana untuk menyebarkan agama Hindu dan Budha.
Para pribumi kemudian mempelajari agama Hindu dan Buddha, setelah cukup lama, mereka kembali ke Indonesia dan ikut menyebarkan pengetahuan mengenai agama Hindu-Budha dengan menggunakan bahasa sendiri di masyarakat Indonesia. Sebab demikian ajaran agama lebih cepat diterima bangsa Indonesia.
Mungkin pendapat ini lebih masuk akal beberapa teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang lain.

Teori Nasional
F.D.K Bosch
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang terakhir adalah teori Nasional dikemukakan oleh F.D.K. Bosch, ia mengatakan bahwa dalam proses penyebaran agama Hindu, bangsa Indonesia berperan aktif. Sesudah dinobatkan sebagai seorang Hindu, mereka lalu giat menyebarkan agama Hindu dan segala kebudayaannya.
Pendapat ini didasarkan pada temuan adanya unsur-unsur budaya India dalam budaya Indonesia. Menurut F.D.K. Bosch, pada masa itu telah terbentuk golongan cendekiawan yang disebut “Clerk”. Oleh sebab itu, proses akulturasi antara budaya Indonesia dan India disebutnya sebagai proses penyuburan.


KONSEP AJARAN HINDU-BUDHA

AJARAN AGAMA HINDU
Umat Hindu menaiki gua batu pada perayaan 'thaipusam' di Malaysia
Pada mulanya agama Hindu berkembang di India sekitar tahun 1500 SM. Ajaran agama Hindu lahir dari Asimilasi kebudayan besar yang ada di India pada saat itu, yakni antara suku bangsa Dravida (penduduk asli India) dan bangsa Araya (pendatang dari wilayah utara). Dalam ajaran agama Hindu bersumber pada kitab sucinya yaitu Weda. Pada Kitab Weda terdiri atas 4 Samhitaatau “himpunan” yaitu:
1.      Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada paradewa.
2.      Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.
3.      Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan.
4.      Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit.
Umat Hindu selain kitab Weda, juga mempunyai kitab suci lainnya yaitu;
·         Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal sesaji.
·         Kitab Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup.
Ajaran agama Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya Trimurti atau “Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu Dewa Brahmana (dewa pencipta), Dewa Wisnu (dewa pemelihara dan pelindung), Dewa Siwa (dewa perusak). Selain dari tiga dewa utama, umat Hindu juga menyembah dewa-dewa lain yaitu Dewa Indra pembawa hujan yang sangat penting untuk pertanian, Dewa Agni (api) yang berguna untuk memasak dan upacara-upacara keagamaan.
Pada ajaran agama Hindu terdapat 4 tingkatan sosial dalam masyarakat atau kasta antara lain:
1.      Kasta Brahmana, merupakan terdiri dari para pendeta.
2.      Kasta Ksatria, merupakan terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan.
3.      Kasta Waisya, merupakan terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah.
4.      Kasta Sudra, merupakan terdiri dari para petani, buruh kecil,dan budak.
Selain dari 4 kasta tersebut, terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar kasta yang telah melanggar aturan-aturan kasta. Umat Hindu memiliki tempat yang dianggap suci misalnya, Benares sebagai tempat Dewa Siwa serta Sungai Ganggayang yang airnya dianggap dapat mensucikan dosa umat Hindu, sehingga bisa mencapai puncak nirwana.

AJARAN AGAMA BUDHA
Candi Borobudur di Indonesia
Pada mulanya untuk agama Buddha, diajarkan oleh Sidharta Gautama di India sekitar tahun 531 SM. Ayah Sidharta Gautama adalah seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Dalam istilah Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara. Untuk kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis dengan bahasa Poli.
Kitab tripittaka antara lain;
1.      Winayapittaka, merupakan berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus dijalankan oleh umat Buddha.
2.      Sutrantapittaka, merupakan berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang Buddha.
3.      Abhidarmapittaka , merupakan berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan.
Para pemeluk ajaran agama Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau“Tiga Kebaktian” antara lain:
1.      Buddha yaitu berbakti kepada Buddha.
2.      Dharma yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha.
3.      Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha.
Selain itu agar orang dapat mencapai nirwana harus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran atau Astavidha antara lain:
1.      Pandangan yang benar.
2.      Niat yang benar.
3.      Perkataan yang benar.
4.      Perbuatan yang benar.
5.      Penghidupan yang benar.
6.      Usaha yang benar.
7.      Perhatian yang benar.
8.      Bersemedi yang benar.
Agama Budha sendiri terpecah menjadi  dua golongan yaitu Buddha Hinayana (setiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya sendiri), Buddha Mahayana (orang dapat mencapai nirwana dengan usaha bersama dan saling membantu).
Pemeluk ajaran Buddha juga memiliki tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat antara lain:
1.      Kapilawastu, merupakan tempat lahirnya Sang Buddha
2.      Bodh Gaya, merupakan tempat Sang Buddha bersemedidan memperoleh Bodhi
3.      Sarnath/ Benares, merupakan tempat Sang Buddhamengajarkan ajarannya pertama kali
4.      Kusinagara, merupakan tempat wafatnya Sang Buddha.

SUMBER :

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Blog Themes | Bloggerized by andri pradinata - Gold Blogger Themes | AP14