Gunung api mempunyai pengertian yang cukup kompleks, yaitu :
1. Merupakan bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun oleh timbunan rempah gunungapi.
2. Dapat diartikan sebagai jenis atau kegiatan magma yang sedang berlangsung.
3. Atau merupakan tempat munculnya batuan leleran dan rempah lepas gunungapi yang berasal dari dalam bumi.
Sebuah gunungapi disebut aktif apabila kegiatan magmatisnya dapat dilihat sacra nyata. Leleran lava dari kawah puncak atau kawah samping, adanya awan panas letusan dan awan panas guguran, lahar letusan dan lain sebagainya mencirikan bahwa gunung api tersebut masih aktif. Morfologi gunung api aktif biasanya menampakan bentukan kerucut sempurna. Apabila gejala kegiatan magmatisnya tidak teramati, suatu gunungapi dapat dikelompokan menjadi gunung api padam. Tetapi keadaan seperti ini bukan berarti bahwa gunung api tersebut mati, sebab pada suatu saat gunungapi itu dapat aktif kembali. Kenampakan gejala panas bumi di permukaan seperti daerah ubahan hidrotermal, kubangan Lumpur panas, hembusan fumarol dan mata air panas memang sering dikaitkan dengan gejala padamnya suatu gunungapi. Sebagai contoh kontras, jalur panas bumi di Indonesia ternyata merupakan tempat kedudukan gunungapi aktif, sebab gas-gas belerang akan dijumpai melimpah di daerah gunungapi aktif.
1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunung api tengah samudra.
2. Tumbukan antar, dimana kerak samudra menunjam dibawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi pelebuaran dan batuan.
3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.
4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.
Pada tahun 1827, Scroplah yang meletakan dasar pengertian Vulkanologi modern. Didalam teorinya, Scrope berpendapat bahwa kegiatan vulkanik adalah arti dan fungsi gas yang terkandung dalam magma. Dan baru beberapa dekade kemudian, Vulkanologiwan Frank A. Perret mendukung pendapat Scrope, dimana Perret berpendapat bahwa adalah gas adalah agen aktif atau motor penggerak magma. Sejak itu penelitian kegunungapian mengalami perkembangan pesat, dimana banyak muncul peneliti-peniliti baru. Perkembangan ilmu gunung api abad 20 dirintis oleh Thomas A. Jaggar, seorang profesor Geologi dari Masschusset Institute of Technology (MIT), dan Frank A. Perret, seorang insnyur listrik sahabat T.A. Edison. Dan sejarah ilmu gunung apitidak pernah terpisah dari sejarah kegiatan pengamatan. Pusat pun mulai didirikan dimana-mana, seperti di Hawaii(Hawaiian Vulcano Observatory) dan negara-negara lain pun mulai banyak mendirikan pusat-pusat pengamatan gunungapi.
Sehingga jelaslah bahwa tektonik dan vulkanisme merupakan ekspresi gaya-gaya dalam bumi yang dihuibungkan dengan proses pengalihan tenaga ke permukaan. Sementara tektonik merupakan manisfestasi gejala aspek mekanik yang ditimbulkan ; maka vulkanisme adalah manisfestasi aspek kimiawi dari proses pemindhan tenaga tersebut.
Ada tiga lingkungan gunungapi yang dapat dibedakan dengan jelas :
1. Lingkungan tipe busur kepulauan (typical island-arc environment), dimana gunungapi terdapat di bagian puncak punggungan pegunungan yang membusur. Magma basalan dari bagian atas selubung bumi yang terletak dibawah suatu punggungan akan naik sepanjang rekahan yang memotong lapisan granit. Dan sewaktu magma menerobos lapisan tersebut akan terjadi perubahan komposisi,disamping proses difrensiasinya sendiri berjalan tanpa halangan berarti. Di permukaan akan terbentuk gunungapi andesitan.