Associazione
Calcio Milan 1899 Sp
Julukan
Rossoneri
(Merah-Hitam)
Il Diavolo Rosso
(Setan Merah)
Il Casciavit
Didirikan
16 Desember 1899
Stadion
San Siro, Milan,
Italia
(Kapasitas:
82.955)
Pemilik
Silvio
Berlusconi
Presiden
Mengalami
kelowongan ( Pelaksana harian diserahkan kepada Adriano Galliani )
Manajer
Massimiliano
Allegri (per-Desember 2012)
Liga
Seri A
Awal masa
terbentuk
“ Saremo una
squadra di diavoli. I nostri colori saranno il rosso come il fuoco e il nero
come la paura che incuteremo agli avversari ! " Herbert Kiplin
Klub ini
didirikan oleh dua orang ekspatriat Inggris , yaitu Herbert Kilpin dan Alfred
Edwards dengan nama Klub Kriket dan Sepakbola Milan pada tahun 16 Desember
1899. Pada saat itu, Edwards menjadi Presiden klub pertama Milan dan Kilpin
menjadi kapten tim pertama Milan. Musim 1901, Milan memenangkan gelar
pertamanya sebagai jawara sepak bola Italia, setelah mengalahkan Genoa C.F.C.
3-0 di final Kejuaraan Sepakbola Italia. Pada 1908, sebagian pemain dari Italia
dan para pemain dari Swiss yang tidak menyukai dominasi orang Italia dan
Inggris dalam skuad inti Milan saat itu, memisahkan diri dari Milan dan
membentuk Internazionale.
Masa GreNoLi
Pada dekade
50-an, Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio GreNoLi
, yang terdiri atas Gunnar Gren , Gunnar Nordahl , dan Nils Liedholm .Ketiganya
merupakan pemain asal Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan
sebagai striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang
bayangan (playmaker). Tim di masa ini juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain
berkualitas pada masanya, seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini, dan Carlo
Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan oleh Juventus tercipta 5 Februari
1950, dengan skor 7-1, dan Gunnar Nordahl mencetak hat-trick.
Era Nereo Rocco
Milan kembali
memenangi musim 1961/1962. Pelatihnya saat itu adalah Nereo Rocco, pelatih
sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai penemu taktik catenaccio
(pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk Gianni Rivera dan José
Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan
memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal sebagai Liga Champions
UEFA) dengan mengalahkan Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah
tim Italia memenangkan Piala Eropa.
Meskipun begitu,
selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut , terutama karena
perlawanan berat dari Inter yang dilatih Helenio Herrera. Scudetto berikutnya
tiba hanya di 1967/1968, berkat gol Pierino Prati, topskor Seri A di musim itu,
Piala Winners berhasil direbut ketika mengalahkan Hamburger SV, dan juga berkat
dua gol dari Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa
kedua (4-1 untuk AFC Ajax), dan pada 1969 memenangkan Piala Interkontinental
pertama, setelah mengalahkan Estudiantes de La Plata dari Argentina dalam dua
leg dramatis (3-0, 1-2).
Scudetto
kesepuluh dan Seri B
Di tahun 1970,
Milan merebut tiga gelar Coppa Italia dan gelar Piala Winners kedua; namun,
tujuan utama Milan adalah scudetto kesepuluh, yang berarti mendapatkan
“bintang” untuk tim (di Italia,setiap tim yang meraih 10 gelar liga mendapat
bintang yang disemat di bajunya). Di 1972 mereka meraih semifinal Piala UEFA,
kalah dari pemenang sesungguhnya, Tottenham Hotspur. Musim 1972/1973 mereka
hampir memenangkan scudetto kesepulh, namun gagal karena hasil kalah
menyakitkan dari Hellas Verona F.C. di pertandingan terakhir musim. AC Milan
menunggu sampai musim 1978/1979 untuk meraih scudetto kesepuluh mereka, yang
dipimpin oleh Gianni Rivera, yang pensiun dari dunia sepak bola setelah membawa
timnya meraih kemenangan tersebut.
Namun, hasil
terburuk datang kepada “Rossoneri”: setelah memenangkan musim 1979/1980, Milan
didegradasi ke Seri B oleh F.I.G.C, bersama S.S. Lazio, karena terlibat skandal
perjudian Totonero 1980. Di 1980/1981, Milan dengan mudah menjuarai Seri B, dan
kembali ke Seri A, di mana penyakit tersebut terulang di musim 1981/1982, Milan
terdegradasi kembali.
The Dream Team
Kedatangan
Berlusconi
Setelah
serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC
Milan dibeli oleh enterpreneur Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah
sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong
pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco
van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada
kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo
Ancelotti, dan Giovanni Galli.
Era Sacchi
Sacchi
memenangkan Seri A musim 1987-1988. Di 1988-1989, Milan memenangkan gelar Liga
Champions ketiganya, mempecundangi Steaua Bucureşti 4-0 di final, dan gelar
Piala Interkontinental kedua mengalahkan National de Medellin (1-0, gol
tercipta di babak perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di
musim-musim berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asunción di 1990.
Skuad kemenangan Eropa mereka adalah:
Kiper : Giovanni
Galli
Bek : Mauro
Tassotti — Alessandro Costacurta — Franco Baresi — Paolo Maldini
Gelandang :
Angelo Colombo — Frank Rijkaard — Carlo Ancelotti — Roberto Donadoni
Penyerang : Ruud
Gullit — Marco van Basten
Era Capello
Saat Sacchi
meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih Milan
selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The
Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan
Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan
Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti
di gelandang, dan Dejan Savićević, Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain
di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke
Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal Persib Bandung.
Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 4
Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan
dicetak oleh Dejan Savićević (’17)(’18), Gianluigi Lentini (’26), Paolo
Baldieri (’27)(’48)(’58), Christian Antigori (’68), dan Stefano Desideri (’78).
Masa masa sulit
(Tabarez ke Terim)
1996-1997
Setelah
kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar Washington
Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka
selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk mendapatkan
kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk
menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk
mereka di Seri A, dipermalukan oleh Juventus F.C. di rumah mereka sendiri San
Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba,
Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim
1996-1997 di peringkat kesebelas di Seri A.
1997-1998
Sacchi
digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang menandatangani
kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial seperti Kristen
Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan Leonardo; tetapi hasilnya sama
buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-1998 mereka berakhir di peringkat
kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti
Sacchi, Capello dipecat.
1998-1999
Dalam pencarian
mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni menarik perhatian Milan.
Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah mengakhiri musim 1997-1998 pada
peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni bersama
dengan dua orang pemain dari Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg. Milan
juga menandatangani Roberto Ayala, Luigi Sala dan Andres Guglielminpietro dan
dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan
scudetto ke-16 kembali ke Milan. Starting XI adalah: Christian Abbiati; Luigi
Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini,
Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver
Bierhoff.
1999-2000
Meskipun sukses
di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti
The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya striker Ukraina
Andriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam Liga Champions
UEFA 1999-2000 ataupun Seri A. Milan keluar dari Liga Champions lebih awal,
hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua kalah) dan
mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi sebuah
tantangan bagi dua pesaing scudetto kala itu, S.S. Lazio dan Juventus.
2000-2001
Pada musim
berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions UEFA 2000-2001 setelah
mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions dengan
semangat tinggi, mengalahkan Beşiktaş JK dari Turki dan raksasa Spanyol FC
Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas
dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara
serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara
teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Seri A dan 1-0 untuk
Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan
seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan Deportivo de La Coruña dari
Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. Cesare Maldini, ayah
dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut
kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas A.S. Bari,
yang masih memiliki senjata muda, Antonio Cassano. Itu juga di bawah
kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota
Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan
di mana Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini,
Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk
Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang
Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan
mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim
berakhir di tempat keenam.
2001-2002
Milan memulai
musim 2000-2001 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang
termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo Alavés ke putaran
final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo Kyiv),
Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin Laursen
(dari Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), Ümit Davala (dari
Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat sebagai
manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima
bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena
gagal memenuhi direksi harapan.
Era Ancelotti
Terim digantikan
oleh Carlo Ancelotti, meskipun rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer
baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang Paolo Maldini, Ancelotti
berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir
untuk di Liga Champions. Starting XI pada saat itu adalah Christian Abbiati;
Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro
Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko,
Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada
musim 2002/2003 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti di
Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut
juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan
penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka
rossoneri-pun semakin ditakuti.
Pasang surut
2006-2008
Pada musim
kompetisi Liga Italia Seri A 2006/2007, Milan terkait dengan skandal calciopoli
yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8
poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya
citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi
sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat
setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar
inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua
tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain jenius Milan, Kaká
dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain
terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang
mereka setelah penyerang muda Marco Borriello dihukum karena terbukti doping. Musim
2007/2008, Milan terpaksa bermain di kompetisi Piala UEFA setelah hanya
berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin.
Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan menang 4-1 atas Udinese, tapi
di saat bersamaan, Fiorentina juga menang atas Torino dengan skor 1-0 yang
akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di
musim berikut (2008/2009), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya
Mathieu Flamini dari Arsenal, serta Gianluca Zambrotta dan Ronaldinho yang
keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008/2009, Milan
mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika
Serikat LA Galaxy.
Pasca-Ancelotti
Era Leonardo
Pada akhir musim
2008/2009,Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga Serie A, dua peringkat
di bawah rival sekota, Internazionale yang meraih scudetto dan di bawah
Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan
pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an, Leonardo untuk
menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang “hijrah ke London”,
tepatnya klub Chelsea F.C.. Milan juga terpaksa melepas beberapa pemainnya,
antara lain:
Kaka, pindah ke
Real Madrid .Nilai transfernya ± 67 juta Euro
Paolo Maldini,
bek legendaris Milan ini memutuskan untuk pensiun
Yoann Gourcuff,
memutuskan untuk tetap di Bordeaux.
Masalah terbesar
yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak Milan yang selalu
berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli seorang pemain. Pada
bulan Juli dan Agustus 2009, Milan mendapatkan dua pemain baru, yaitu Oguchi
Onyewu yang merupakan seorang mantan bek Standard Liège dengan status bebas
transfer dan Klaas-Jan Huntelaar eks striker Real Madrid dengan nilai kontrak
14,7 juta Euro. Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim
banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur
pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan Agustus.
Musim 2009/2010
diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih
hasil imbang 2-2 melawan Los Angeles Galaxy, seterusnya, Milan terus menuai
hasil negatif. Milan terperosok di ajang World Football Challange 2009. Di
ajang Audi Cup, Milan juga kalah oleh Bayern Munich dengan skor 1-4. Bahkan,
ketika menghadapi derby 30 Agustus 2009 melawan Internazionale di San Siro,
Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan
terbesar Inter di San Siro.
Pertengahan
Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo sebagai pelatih
yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan performa buruk, mulai
terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan mengalahkan AS Roma 2-1
di San Siro. Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di Stadion
Santiago Bernabéu dengan kemenangan dramatis atas Real Madrid 3-2. Dan setelah
itu, Milan kembali menuai kemenangan atas Chievo Verona di Stadio Marc’Antonio
Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC Milan. Pada 1 November
2009, Milan mengalahkan Parma F.C. di San Siro 2-0 sekaligus mengantarkan Milan
ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona masuk Liga Champions terakhir). Pada 19
November 2009, kekalahan 0-2 Juventus F.C. dari Cagliari membuat Milan berada
di posisi runner-up di bawah Internazionale; karena, beberapa jam setelah
kekalahan Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan Catania, 2-0.
Memasuki bagian
akhir musim Serie A April 2010, Milan yang tengah berada di peringkat ketiga
dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan hanya
berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan
harus takluk dua kali berturut-turut dari Sampdoria 2-1, dan dari Palermo dengan
skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini
pupus. Pada pertandingan di giornata terakhir Seri A 2009/2010 antara Milan
melawan Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0 di San Siro,
sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi rossoneri, dan mengumumkan bahwa
ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan. Sejak mundurnya Leonardo,
banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru Milan, tetapi pada 25
Juni 2010, secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan untuk memilih
Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru Milan.
Era Allegri
Musim 2010/2011,
Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari
sponsor (bwin.com digantikan Emirates), hingga lini pemain. Di akhir bursa
transfer, secara mengejutkan Milan memboyong Zlatan Ibrahimovic dari F.C.
Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan
Robinho dari Manchester City. Allegri memetik buah manis di awal karirnya
bersama milan dengan membawa Milan sebagai Capolista di akhir musim dan berhak
atas Scudeto di musim 2010/2011. dam memunculkan bintang baru bagi Milan yakni
Kevin-Prince Boateng yang tampil bagus musim ini.
Di musim
2011/2012 Dengan sekuat yang sudah ada ditambah kedatangan pemain baru semacam
Antonio Cassano dan Mark Van Bommel kekuatan milan semakin baik walau sayangnya
hal ini bukan mengaransi scudeto yang di dapat musim sebelumnya, Milan harus
mengakui keunggulan Juventus di akhir musim. hal yang menarik di musim ini adalah
mulai berguguranya para intang tua milan yang telah mengabdi beberapa musim
milan terakhir semacam Alesandro Nesta, Fillipo Inzagih, Cleren Seadof, hingga
sang Playmeker Andera Pirlo yang menyebrang ke Juventus. hal ini menandai
era-baru Milan yang selama ini di kenal sebagai gudang bintang-bintang tua.
Badai terbesar
era Allegri terjadi di musim ini ( 2012/2013 ) setealh di tinggal
bintang-bintang tua mereka Milan juga harus kehilanggan 2 punggawa utamanya di
2 musim terakhir yakni Zlatan Ibrahimovic dan Thiago Silva yang di bajak PSG
dibawah asuan duo eks-Pelatih Milan yakni Carlo Ancelotti dan Leonardo. denagn
kedatangan Ricardo Montilivo dan Gianpaulo Pazzini belum ter lalu membantu
milan. milan kelimpungan di awal musim dan harus finis di paruh musim di posisi
ke-7 (per-desember 2012) namun di balik badai yang menimpa Milan muncul sosok
muda yang mampu sebagi penyelamat muka Milan yakni Steven El-Shaarawy sebai top
skorer sementara Serie-A dengan 14 goal (per-desember2012). dan kita bagai mana
perjalanan milam hingga akhir musim ini.
Peraih Ballon
d'Or
Gianni Rivera -
1969
Ruud Gullit -
1987
Marco Van Basten
- 1988, 1989, 1992
George Weah -
1995
Andriy
Shevchenko - 2004
Kaká - 2007
Pelatih terkenal
Herbert Kilpin
Salah satu
pendiri AC Milan sekaligus pelatih pertama Milan.
Carlo Ancelotti
Sumbangsihnya
terhadap Milan adalah menyumbang 2 trofi Seri A dan 2 trofi Liga Champions
sebagai pemain, serta 2 trofi Liga Champions dan 1 trofi Seri A sebagai
pelatih.
Cesare Maldini
Sebagai pemain
dia menyumbang 4 trofi Seri A dan 1 trofi Liga Champions.
Arrigo Sacchi
Pelatih yang
membawa Milan mendapat predikat "The Dream Team", memenangkan 1 trofi
Seri A, dan 2 trofi Liga Champions berturut-turut.
Fabio Capello
Suksesor dari Sacchi,
di tangannya, Milan menjadi semakin gemilang. Menyumbangkan 4 trofi Seri A dan
1 trofi Liga Champions.
Vittorio Pozzo
Pelatih
legendaris Italia, meski di masanya Milan tidak terlalu bersinar, Ia
membuktikan diri bahwa dirinya adalah pelatih jenius dengan menemukan formasi
Metodo (2-3-2-3), formasi yang menyeimbangkan antara serangan dan pertahanan.
Nils Liedholm
Melatih Milan
selama 3 generasi (1963-1966, 1977-1979, dan 1984-1987), Liedholm menyumbangkan
4 trofi Seri A.
Prestasi
Bila dihitung berdasarkan
total banyaknya gelar, maka Milan adalah salah satu klub tersukses di Italia,
dengan total raihan gelar juara lebih dari 29 tropi dan menjadi terbanyak kedua
setelah Juventus (40 tropi domestik)]. Milan juga menjadi salah satu klub
tersukses di dunia bersama Boca Juniors, dengan rekor 14 trofi Eropa dan 4
trofi dunia. Milan juga mengenakan bintang tanda bahwa mereka memenangi lebih
dari 10 gelar Seri A. Ditambah lagi, Milan juga memakai Lambang Penghargaan
UEFA di seragam mereka karena memenangi lebih dari lima gelar Liga Champions
|
AC MILAN LOGO |
Warna dan
lambang Milan
Warna seragam
kebanggaan Milan adalah merah-hitam,atau dalam bahasa Italia: Rossoneri, namun
anehnya, di ajang final suatu kompetisi yang tidak memakai format
kandang-tandang (contoh:Liga Champions) , Milan selalu memakai warna seragam
putih. Tradisi ini dipercaya membawa keberuntungan untuk Milan. Dengan enam
kali menang dari delapan laga final Liga Champions berseragam putih (hanya
kalah melawan Ajax pada 1995 dan Liverpool pada 2005) membuat tradisi ini
semakin kukuh dipertahankan. Selain kedua seragam Milan (merah-hitam dan
putih), Milan memiliki seragam ketiga (third kit) berwarna hitam dengan
sentuhan garis merah di beberapa bagian. Namun, seragam ketiga ini sangat
jarang digunakan.
Untuk
"beberapa tahun" belakangan, lambang Milan memakai sentuhan bendera
Milan (flag of Milan), yaitu lambang yang terlihat seperti lambang salib
berwarna merah pada lambang Milan, yang aslinya adalah bendera dari Saint
Ambrose. Panggilan Milan yang lainnya, Il Diavolo Rosso (setan merah) berasal
dari lambang bintang yang dikenakan Milan di atas lambang klubnya. Bintang
tersebut dikenakan Milan pada 1979 karena Milan sudah memenangkan lebih dari
sepuluh gelar lokal (scudetto Seri A). Saat ini, lambang klub Milan adalah
untuk dipersembahkan kepada bendera Comune di Milano, dengan singkatan ACM di
atas dan tahun berdirinya 1899 di bawah.
Rekor statistik
Milan
Paolo Maldini
sampai sekarang mencetak rekor untuk total penampilan di Seri A untuk Milan
dengan total ± 1000 penampilan, dan 600 diantaranya diperoleh dari Seri A (14
Mei 2007, tidak termasuk pertandingan playoff). Selanjutnya ia dikenal sebagai
pemain paling sering tampil di Seri A sepanjang masa.
Top skor Milan
sepanjang sejarah dipegang oleh Gunnar Nordahl, yang mencetak 254 gol dalam 268
permainan. Andriy Shevchenko berada di urutan kedua dengan 243 gol dalam 298
permainan, dan pencetak gol tertinggi di skuad Milan saat ini adalah Filippo
Inzaghi, dengan 101 gol dalam 220 permainan.
Milan memiliki
rekor yang unik namun impresif, yaitu saat mengikuti musim 1991/1992. Milan
tidak pernah kalah dalam musim tersebut. Totalnya, Milan tidak pernah kalah
dalam 58 pertandingan, dimulai dengan seri 0-0 melawan Parma saat 26 Mei 1991
dan secara ironis diakhiri dengan kekalahan kandang 1-0 dengan Parma juga, 21
Maret1993. Rekor tidak terkalahkan ini merupakan rekor terpanjang ketiga di
sepak bola Eropa, di bawah Steaua Bucharest dengan 104 pertandingan tanpa
kekalahan dan Celtic dengan 68 pertandingan tanpa kekalahan.
Pada 2007, Milan
bersama dengan Boca Juniors dari Argentina menyandang gelar klub dengan gelar
internasional terbanyak versi FIFA. Kerena status ini, Milan sempat merajai
peringkat klub sepak bola terhebat dunia pada kisaran 2007.
Stadion tim saat
ini adalah Stadion Giuseppe Meazza yang berkapasitas 85.000 orang. Stadion ini
juga dikenal dengan nama San Siro, karena berada di distrik San Siro. Stadion
ini digunakan bersama dengan Internazionale, klub lain di Milan. Stadion ini dipakai
ketika Seri A melaksanakan partai antara klub kota Milan, Derby della Madonnina
(Ibu segala derby). Nama ini diberikan untuk penghormatan kepada patung bunda
Maria yang berada di Milan (sering disebut Madonnina atau ibu), serta karena
rivalitas keduanya yang sangat sengit karena keduanya sama-sama tim jajaran
atas terhebat di Italia, atmosfer pertandingannya melebihi pertandigan derby
manapun. Suporter AC Milan menggunakan "San Siro" untuk menyebut
stadion itu karena dulunya Giuseppe Meazza, merupakan seorang pemain bintang
bagi Inter (meski dia pernah membela Milan selama satu musim). Tetapi, di masa
mendatang, ada wacana untuk memindahkan homebase Milan ke stadion baru, seperti
yang diungkapkan wakil presiden Adriano Galliani pada tahun 2006.