Mei 15, 2012

Bet On The Final (AC Milan Anthem)



Milan! Milan! solo con te
(Milan Milan Only with you)

Milan! Milan! sempre per te
(milan milan always with you)



Camminiamo noi accanto ai nostri eroi
(we walk besider our heroes)

sopra un campo verde, sotto un cielo blu
(On a green field under blue sky)

Conquistate voi una stella piu'
(you do gain one more star)

a brillar per noi
(which will shine for us)

e insieme cantiamo.
(and together we sing)


Milan Milan solo con te
(Milan Milan Only with you)

Milan Milan sempre per te
(milan milan always with you)



Oh oh oh oh oh

oh oh oh oh oh oh oh oh

una grande squadra
(a great team)

sempre in festa ole'
(always celebrating)

oh oh oh oh oh
oho hohoh hohohohohoh
ohohohohoohh
e insieme cantiamo!
(and together we sing)



Milan Milan solo con te
(Milan Milan Only with you)

Milan Milan sempre per te
(milan milan always with you)



Con il Milan nel cuore
(with ac milan in my heart)
nel profondo dell'anima
(in the depths of the soul)

un vero amico sei
(a true friend)


e insieme cantiamo
(and together we sing)




Milan Milan solo con te
(Milan Milan Only with you)

Milan Milan sempre per te
(milan milan always with you)



ohohohohohohohohohoh.......


Download ;
AC Milan Thames

Mei 13, 2012

Era-Dinasti di Korea


Mitologi Dangun

Hwanung yang merupakan anak putra dari Tuhan Langit, Hwanin, turun ke bumi untuk baik memimpin dunia bersama Tuhan Angin, Tuhan Awan, dan Tuhan Hujan, kemudian membangun 'kota Tuhan' di gunung Taebaek (yang sekarang ditempati Gunung Myohang di Korea Utara). Sementara itu, beruang dan harimau berdoa menjadi manusia kepada Hangwung, hingga mendapat jawaban bahwa mereka harus makan mugwort dan bawang putih dan tidak melihat sinar matahari selama 100 hari untuk menjadi manusia. Harimau gagal mengi kutinya, sedangkan beruang sanggup melakukannya, hingga sukses menjadi wanita, yakni Ungnyeo. Ungnyeo berharap melahirkan anak, maka Hwangung menikah dengan Ungnyeo ini, hingga melahirkan anak laki-laki, bernama 'Dangun'. Dangun Wanggom membangun negara bernama 'Chosun' dan menentukan Pyeongyangsung sebagai ibu kota.
Dangun memimpin negara itu selama seribu 5 ratus tahun, dan hidup selama seribu 908 tahun, kemudian menjadi Tuhan Gunung. (menurut Catatan Samguk Yusa yang dituliskan mengenai berbagai fakta sejarah oleh biksu Iryon pada tahun 1281)

Proses kelahiran Dangun dijelaskan sebagai proses nenek moyang bangsa Korea untuk menguasai bumi di Semenanjung Korea.  Adanya beberapa Tuhan tersebut mengungkapkan negara ini telah memiliki teknologi maju termasuk di bidang pertanian. Wungnyeo yang diinkarnasi dari beruang tersebut, merupakan sejenis mahluk bumi. Perkawinan Hwanung dan Wungnyeo menunjuk proses bahwa kekuatan yang baru datang dan kekuatan yang ada, yakni mahluk bumi, diharmoniskan, maka membentuk bangsa baru. 
Dangun merupakan lambang pemimpin untuk bangsa baru ini. Oleh karena itu, bangsa Korea menyebutnya sendiri sebagai 'anak Dangun'.



Perkembangan 3 Kerajaan dan Penyatuan Bangsa Korea

Diawali pada abad pertama sesudah masehi, muncul 3 kerajaan di sekitar semenanjung Korea, yakni Koguryo, Baekaje dan Silla. Kerajaan Koguryo terus berkembang sebagai bentang pertahanan agresi dari utara termasuk serangan dari bagaian utara dan dari benua Cina. Sementara itu, Kerajaan Baekaje dan Silla tak henti-hentinya mengembangkan kekuatan, mengakibatkan konfrontasi satu sama lain di 3 kerajaan tersebut. 3 kerajaan tersebut di persatukan oleh Kerajaan Silla. Hal ini marupakan unifikasi Bangasa Korea untuk pertama kali. Semantara itu, di wilaya bekas kerajaan Koguryo di Muncuria muncul Kerajaan Balhae yang mengandung keistimewaan tersendiri.
Kesosialan 3 kerajaan di kembangkan berlandaskan kebudayaan kaum bangsawan. Selain itu 3 kerajaan menerima agama Budha sambil mengembangkan seni-budaya secara pesat. Dengan berkembangnya seni-budaya agama Budha, masyarakat 3 Kerajaan berhasil menciptakan seni-budaya yang unggul bahkan mengembangkan kebudayaan yang mereka miliki hingga ke Jepang.
 
            Pendirian 3 Kerajaan dan Perkembangannya

Negara-negara patriarkhal makin lama makin bergabung, menjadi 3 kerajaan. Di wilaya Mancuria dan Bagian utara Semenanjung Korea, koguryo mulai berkembang, sementara di tepi sungai Han dan tanah daratan Kyongju, kerajaan Baekaje dan Silla berdiri.

Menurut catatan Samguk Sagi (cerita tentang 3 kerajaan), Raja Jumong (DongMyong SongWang) pendiri Koguryo, Raja Onja pembuka kerajaan Baekaje dan Raja Park Hyokgose adalah raja pertama kerajaan Silla.

·         Kerajaan Koguryo (37 tahun S.M ~ tahun 668 T.M)
Kerajaan Koguryo didirikan oleh ‘raja Jumong(Dongmyong Songwang) di bagian selatan Mancuria. Teritorial kerajaan Koguryo mencakup sebagian Mancuria dan bagian Utara Semenanjung Korea, hingga kerajaan Koguryo tidak bisa dihindari dari pertentangan dengan suku Han di Cina.
Kerajaan Koguryo mengusir segala kekuatan Cina dari Semenanjung Korea setelah mempecundangi tentara Nakrang dan Daebang di Cina yang mapan di Semenanjung Korea di saat kerajaan Gojosun runtuh. Setelah itu, kerajaan Koguryo juga berhasil memukul mundur kerajaan Su di Cina di tahun 598 lalu, hingga muncul sebagai negara kuat di wilayah Asia Timur Laut.
Oleh karena itu, kerajaan Koguryo membuat jaya nama dengan memiliki teritorial yang paling luas dan militer yang paling kuat diantara 3 kerajaan.
Meskipun demikian, kerajaan Koguryo yang kekuatan nasional menjadi lemah akibat pertengkaraan dengan kerajaan Su, akhirnya runtuh oleh pasukan sekutu antara kerajaan Shilla dan kerajaan Tang, Cina. Setelah runtuh, kerajaan Koguryo disatukan oleh kerajaan Shilla, namun sebagian para migran yang menerima berbagai suku setelah pindah ke utara, berhasil mendirikan kerajaan Balhae.
·         Baekje (18 tahun S.M ~ tahun 660 T.M)
Menurut legendanya, dua anak laki-laki dari raja Dongmyong Songwang di kerajaan Koguryo, yaitu Onjo dan Biryu membangun kerajaan Baekje setelah turun ke selatan. Dengan kata lain, kerajaan Baekje didirikan oleh kekuatan migran yang didorong dari kekuatan pimpinan kerajaan Koguryo.
Kerajaan Koguryo dari bagian utara, menghalangi kerajaan Baekje maju, dan melakukan pertukaran dengan berbagai kerajaan di Cina di bagian timur.
Sementara itu, kerajaan Baekje tidak bisa dihindari dari pertengkaran dengan kekuatan Cina di Semenanjung Korea, yaitu pasukan Daebang yang menguasai bagian selatan kerajaan Baekje, serta mengadakan pertempuran yang menyengsarakan dengan kerajaan Shilla di bagian timur yang semakin berkembang.
Meskipun bunga budaya yang mewah berkembang, namun kekuatan nasional menjadi lemah akibat pertengkaran kerajaan Koguryo, dan Shilla, hingga ditaklukkan oleh pasukan gabungan di tahun 660. Setelah runtuh, banyak migran pindah ke Jepang, hingga menyumbangkan jasa besar untuk membangun negara kuno di Jepang dan menciptakan budaya Jepang.
·         Shilla (57 tahun S.M ~ 935 T.M / termasuk masa kerajaan Shilla Bersatu)
Dibandingkan kerajaan Koguryo dan Baekje yang aliran Buyeo, kerajaan Shilla berdasarkan cerita pendiri Shilla, Park Hyeokgeose yang lahir dari telur. Dengan kata lain, kerajaan Shilla diciptakan lewat keharmonisan antara para pribumi dan para pendatang yang memiliki peradaban maju.
Kerajaan Shilla termasuk kerajaan Shilla Bersatu, dijuluki ‘kerajaan bersejarah selama seribu tahun’ yang tetap ada selama 992 tahun. Kerajaan Shilla berlokasi di bagian tenggara semenanjung Korea, jadi sulit menerima peradaban maju. Oleh karena itu, kecepatan perkembangan kerajaan Shilla paling lambat diantara 3 kerajaan. Namun, berkat adanya perkembangan tanpa henti-hentinya, kerajaan Shilla meningkatkan kekuatan nasional di bidang militer dan budaya. Setelah bekerja sama dengan Tang, Cina, kerajaan Shilla meruntuhkan Baekje dan Koguryo secara berturut-turut, hingga berhasil menyatukan 3 kerajaan.
Sosial dan Seni-Budaya di 3 Kerajaan

·         Masyarakat dan Perekonomian

Di masa 3 kerajaan, pembagian golongan masyarakat yang terdiri dari bangsawan, penduduk awam dan kaum rendah sangat teguh (lapisan masyarakat terendah). Muncul juga Marga (anggota keluarga) yang termasuk dalam keluarga kerajaan yakni ; marga Ko dari Kerubu di kerajaan Koguryo, marga Buyo di kerajaan Baekaje dan marga Park, Sok dan Kim di kerajaan Silla.

Pertanian sengat berperan di masa 3 kerajaan ini. Di Baekaje dan Silla pertanian berkembang pesat karna adanya system irigasi yang terencana. Dan di Koguryo banyak mengeluarkan hasil panen dari ladang antara lain Jawawut dan kacang-kacangan sambil mengembangkan system perikanan, peternakan, perdagangan dan kerajinan tangan.

·         Kegiatan Seni-Budaya 3 kerajaan

Lukisan didinding kuburan dan lukisan budha menjadi pusat seni-lukis 3 kerajaan. Likisan kerajaan Koguryo penuh dinamika dan semangat, ciptaan seni-lukis kerajaan Baekje mencerminkan keindahan dan kehalusan sedangkan karya seni lukis kerajaan Silla semakin menunjukan Keseimbangan. Selain lukisan akibat pengaruh ajaran budha sengat berpengaruh banyak terdapat bangunan besar semacam Pagoda sebai salah satu seni bangunan.
Sejak zaman dahulu, bangsa Korea menikmati nyanyian dan tarian. Nyanyian kerajaan silla masih terdapat dalam bentuk Hyesong-ga dan Hy-angga (nyanyian rakyat). Wang San-ak pada masa kerajaan Koguryo berhasil mengembangkan alat music gesek 7 tali cina menjadi Komungo dan uruk dari kerajaan kaya, memperkenalkan kayagum kepada masyarakat silla. Sementara itu, lagu kerajaan baekje disebarluaskan sampai kepualuan Jepang hingga berpengaruh pada perkembangan lagu jepang.

Kerajaan Silla Bersatu dan Balhae
           
Silla Bersatu

Setelah menggabungkan 3 kerajaan, Silla Bersatu menstabilkan baik segi politik maupun sosal budaya melalui pembaharuan peraturan dan ketertiban. Sejak unifikasi kerajaan aliran Raja Muyol  tetap memegang kekuasaan kerajaan, sedangkan kekuatan bangsawan semakin lemah. Pada masa raja Sinmun, system pemerintahan daerah diperbaharui dengan pembagian wilaya provensi sebanyak 9 provensi dan 5 kota kecil.

Perekonomian Silla Bersatu dikembangkan melalaui tangan ningrat sebagai wakil raja di bidang perdagangan maupun perekonomian lain.
Sejak unifikasi 3 kerajaan, selama 100 tahun lamanya, kerajaan Silla Bersatu memuncak kejayaannya,  kerajaan Shilla Bersatu mengusir kekuatan Tang, kemudian menguasai seluruh Semenanjung Korea kecuali sebagian wilayan utara. Di bagian utara, terdapat kerajaan Balhae yang didirikan oleh migran kerajaan Koguryo. Oleh karena itu, kerajaan Shilla Bersatu meletakkan batu landasan untuk Korea menjadi negara bersatu. Namun memsiki abad ke-8, kerajaan Silla Bersatu menghadapi kekacauan karena pusat aliran raja Muyol setelah wafat raja Hyegong dan semakin hebatnya memperebutkan kekuasaan sabagai putra mahkota. Seiring dengan perebutan mahkota oleh kaum Jinggol, kekuatan daerah dan maritime muncul sebagai satu kekuatan yang baru.  Kekuatan daerah semakin berdiri di atas kaki sendiri sebagai kepala benteng atau jendral, semakin berperan besar dalam menghancurkan system pemerintah kerajan Silla Bersatu.
Dapat disimpulkan bahwa, di akhir masa kerajaan Shilla Bersatu, lapisan pemimpin tenggelam dalam kemewaan dan hiburan, serta melalaikan keadaan negeri, hingga runtuh setelah kerajaan Goryo menyatukannya kembali.
                Kemakmuran Seni-Budaya Silla

·         Perkembangan Agama Budha
Perkembangan Agama Budha di kerajaan Silla terdapat berbagai aliaran yang terdiri dari 5 Ajaran dan 9 Zen sambil di persebar luaskan ke seluruh lapisan masyarakat. Diantara nya aliran Budha Hwaomjong (avatamsaka), dan Jongtojong (Sukkavati)
·         Ilmu Konghunchu dan ilmu teknologi
Pada masa kerajaan Silla Bersatu, teknologi cetak kayu berkembang . Kitab Dharnia yang di temukan di temukan di Pagoda 3 tingkat di Bulguk, selain itu juga berkembang ilmu Astronomi, medis dan Kemiliteran. Pada masa akhir, Doson secara besar-besaran menyebarluaskan teori geomancy, yakni teori dasar mendukung gerakan daerah. Selain itu, Taoisme dan Ideologi Laojzi dan Zhuangzi di sebarluaskan di sana.
                
         Pendirian Kerajaan Balhae dan Kedudukannya di Mancuria

Setelah runtuhnya Kerajaan Koguryo, di daerah Mancuria bermunculan gerakan restorasi kerajaan oleh kaum pengungsi Koguryo. Dae Joyong, bekas jendral kerajaan Koguryo memimpin pengungsi Koguryo dan suku Mohe, mendirikan kerajaan di Tungmiaoshan, Tunhwahsien, provensi Ji-Lin , Cina sekarang (tahun 698) dengan nama kerajaan Chin. Di kemudian hari, nama Chin berubah menjadi Balhae.

Kerajaan Balhae berkembang pesat sebagai kerajaan raksasa melalau perolehan kembali territorial bekas kerajaan Koguryo, Mancuria, provensi maritim dan bagian Utara semenanjung Korea. Kaum pemerintahan Balhae di pegang oleh pengungsi Koguryo dan suku Mohe sebagai masyarakat awam. Pada tahap permulaan, Kerajaan Balhae yang menganggap sebagai pewaris Koguryo, terus mengadakan Konfortasi dengan Kerajaan Tang dan Silla. Sementara itu, menjalin hubungan baik dengan Jepang dan Turkestan. Setelah itu pada abad ke-8, raja Mun menjalin hubungan akrab dengan Tang melalui pertukaran baik budaya maupun barang –barang ekonomis.

Namun, sejak masa raja Son, sering terjadi konflik di antara kaum pemimpin dan timbul konfortasi antara masyarakat Koguryo dan  suku Mohe, mengakibatkan kelemahan kekuasaan kerajaan. Sementara itu, kekutan Khitan yang terletak di bagaian barat Balhae semakin meningkat. Khitan menyerbu dan menaklukan Balhae (tahun 926). Setelah runtuhnya Balhae  wilaya Mancuria lenyap dari sejarah bangsa Korea.

Kerajaan Koryo

Setelah terwujudnya reunifikasi Bangsa Korea, Kerajaan Koryo memperbaiki dan memperbaharui serangkaian peraturan, baik di bidang politik maupun social dengan didasarkan pada ajaran Konghuchu dan kebudayaan kaum bangsawan. Akan tetapi, pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok militer sebagai aksi protes terhadap struktur kekuasaan pemerintah pada akhir abad ke-12 telah menggon cangsistem kehidupan masyarakat Koryo. Bersamaan dengan peristiwa itu, adanya intervensi yang dilakukan oleh Kerajaan Yuan, Cina, wibawa yang dimiliki oleh Kerajaan Koryo semakin merosot dan jatuh. Meskipun demikian, Kerajaan Koryotetap dapat memepertahankan kemerdekaannya.

Pada masa kerajaan Koryo, kebudayaan bangsa Korea berkembang pesat berdasarkan ajaran Konghuchu dan agama Budha serta aktifnya pertukaran hubungan kebudayaan dengan negara-negara lain.Selain itu,Kerajaan Koryo berhasil mengembangkan balok huruf cetak logam dan keramik berwarna biru yang memperlihatkan kemampuan kreatifitas  seni budaya bangsa Korea.

Perkembangan Kerajaan Koryo

(1)  Perluasan jangkauan kebudayaan Kebudayaan agama Budha pun berkembang seiring dengan diterimanya ilmu pengetahuan dan teknologi dunia arab yang masuk melalui Yuan.
(2)  Perkembangan ajaran Konghucu dan ilmu Sejarah Kebijakan raja Songjong untuk mengaktifkan penerapan ajaran Konghuchu serta pembukaan Kukjagam, sebagai perguruan tinggi untuk mempelajari ajaran Konghuchu, dipusat kerajaan serta Hyanghak didaerah-daerah ikut meletakkan landasan kokoh bagi kemajuan ilmu Konghuchu kerajaan Koryo.
(3)  Kejayaan agama Budha dan pembuatan Daejanggyong
Seiring perkembangan kebudayaan budha, kerajaan Koryo melanjutkan membuat kitab suci Daejanggyong untuk memperdalam semua filsafat agama Budha .
(4)  Perkembangan Seni Budaya agama Budha Seni budaya agama Budha yang telah dkembangkan oleh Kerajaan Silla baru dilanjutkan oleh kerajaan Koryo. Dibuat dan dikembangkan seni lukisan, pagoda batu, patung Budha, lonceng dan kerajinan tangan.
(5)  Keramik Biru hasil Kerajaan seni Ukir Kerajaan Koryo
(6)  Cetak huruf kayu dan logam Kerajaan Koryo giat mengembangkan teknologi percetakan balok katu dan menghasilkan 3 papan untuk mencetak Daejanggyong.
(7)  Kapas, bahan peledak, dan perkembangan ilmu pengetahuan
Menjelang masa akhir kerajaan Koryo, kapas mulai ditanam sebagai busana masyarakat mulai berubah secara besar-besaran.
Metode pembuatan bahan peledak juga berhasil dikembangkan oleh kerajaan Koryo. Selain itu, ilmu astronomi, matematika dan ilmu-ilmu lainyya dari dunia isalm disebarluaskan ke Koryo melalui kerajaan Yuan.
(8)  Kesusastraan dan music Hyangga kerajaan Silla juga tetap digemari oleh masyarakat kerajaan Koryo, termasuk Hyangga yang diciptakan oleh winarawan Kyuno. Sementara itu kesusastraan Cina juga berkembang dan menjadi kesusastraan yang semakin indah.

Kegiatan kerajaan Koryo di Luar Negeri
a.       Pertukaran barang-barang kebutuhan ekonomi dengan kerajaan Sung
b.       Hubungan perdagangan dengan Khitan dan Nuzhen
c.       Kontak dengan dunia islam di asia barat daya
d.       Transaksi dengan kerajaan Yuan melaui hubungan bilateral pertukaran seni budaya.
e.       Pertukaran hubngan denga Jepang dan Asia Tenggara melaui hubungan diplomatik.

Kerajaan Chosun

Kerajaan Chosun I

Ditengah kekacauan dan krisis yang terjadi pada akhir abad ke-14, para sarjana baru dan kaum ksatria berhasil mendirikan kerajaan Choson. Para pemimpin kerajaan baru tersebut melakukan berbagai macam usaha untuk menstabilkan kehidupanmasyarakat dan meningkatkan kekuasaan negara dengan berdasarkan pada ideologidan politik Konghuchu.Pada masa awal kerajaan Choson (sekitar abad ke-15), terbentuknya sitem sosialyang berdasarkan pada ilmu Konghuchu dan peran Yangban (kaum bangsawan).Kebijakan-kebijakan yang lebih mengutamakan bidang pertanian dan pengembanganindustri, baik di bidang sosial maupun bidang ekonomi banyak ditetapkan. Dengan ditunjang oleh kebangkitan kesadaran bangsa, kestabilan sosial politik dan peningkatan kekuatan nasional, Kerajaan Choson berhasil mengembangkan kebudayaan bangsa.
 
Pada abad ke-16, ilmu metafisika berkembang pesat di Kerajaan Choson. Namun, perpecahan yang melanda kaum pemimpin bangsa dan melemahkan kekuatan pertahanan kerajaan telah mengundang invansi dari pihak Jepang dan suku Nuzhen.Melalui invansi inilah, kebudayaan Kerajaan Choson mulai dikenal oleh masyarakat Jepang.

·         Aktifitas Ilmuan Konghuchu serta perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kesenian

(1) Aktivitas Ilmuan Konghuchu Para Raja kerajaan Choson, khususnya Raja Sejong dan sangjong, memberikan perhatian khusus dalam pengembangan ilmu pengetahuan dengan cara memimpin kegiatan pengajaran dan mendukung kegiatan penelitian yang dilakukan oleh para cendekiawan dan sarjana.
Pada abad 15, ilmu pengetahuan memperoleh keberhasilan nyata di berbagai bidang khususnya ilmu sejarah, geografi, pertanian, kesehatan, dll.
(2) Penciptaan Huruf Han-qui
(3) Perkembangan Ilmu Metafisika Pada masa awal kerajaan Choson, beberapa birokrat seperti Jong Do-Jon dan Kwon kun, berusaha meletakkan ilmu metafisika sebagai sebagai ideologi politik Choson. Akhir abad 15 muncul para sarjana ilmu metafisika sarim di bawah kepemimpinan Kim Jong-Jik. Para sarjana Sarim inilah yang mengembangkan ilu metafisika secara pesat.
(4) Penerbitan Buku Kegiatan penerbitan buku termasuk salah satu yang juga dikembangkan pada masa kerajaan Choson. Berbagai buku, khususnya buku-buku ilmu sejarah, geografi, militer, serta ilmu Konghuchu dan Moral diterbitkan
(5) Perkembangan Ilmu Pertanian dan Astronomi  Ilmu astronomi/ pertimbangan ikut dikembangkan karena ilmu tersebut terkait erat dengan kehidupan petani. Pengetahuan tentang astronomi/ perbintangan menjadi dasar pandangan alam semesta, yatu masyarakat kerajaan Choson percaya bahwa penyalahgunaan wewenang raja akan dapat menimbulkan perubahan cuaca secara derastis sebagai suatu peringatan dari langit. Ilmu astronomi juga diguakan untuk informasi yang penting bagi industri pertanian.
(6) Ilmu Kesehatan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Awal masa pemerintahan kerajaan Choson sangat mendukung kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk lebih mendorong terwujudnya kestabilan kehidupan masyarakat dan meningkatkan kekuatan nasional. Abbad 15 ilmu pengetahuan dan teknologi meningkat dengan pesat khususnya ilmu pengobatan.
(7) Kesusastraan pada masa awal Kerajaan Choson Di masa awal kerajaan Choson, kesusastaraan Cina menjadi kesusastaraan utama dalam masyarakat Choson. Akan tetapi, penciptaan huruf Han-qui sedikit banyak telah ikut mendorong peningkatan kegiatan kesusastaraan Nasional.

Kerajaan Chosun II

Setelah 2 kali menghadapi serbuan pihak asing, yaitu dalam perang Wearan dan Horan, Kerajaan Choson mulai melaksanakan berbagai kebijakan reformasi,khususnya reformasi bidang politik, ekonomi dan militer. Tujuan utama kebijakanreformasi itu adalah untuk menstabilkan kehidupan masyarakat.Pada abad ke-18, 2 orang raja, Yongjo dan Jongjo berhasil menstabilkankehidupan politik dan sosial kerajaan, mengembangkan kebudayaan masyarakat.Akan tetapi, memasuki abad ke-19, kehidupan sosial kerajaan Choson kembalimenghadapi kekacauan akibat pemusatan kekuasaan politik oleh anggot keluarga permaisuri. Kekacauan itu mendorong ketidakstabilan kehidupan rakyat yang semakinmenambah tingkat kemiskinan dan memicu terjadinya kerusuhan masyarakat serta pemberontakan masyarakat di berbagai daerah.Sementara itu, meskipun mendapat tekanan, agama Katolik terus berkembangdan berhasil disebarluaskan di seluruh kalanagn masyarakat. Donghak juga mulai berkembang sebagai agama yang dianut oleh sebagain besar kaum petani. PeradabanBarat mulai diperkenalkan kepada masyarakat Choson melalaui Cina pada amsa akhir Kerajaan Chososn, dan sebaliknya, peradaban Choson justru diserap dan digunakanmasyarakat Jepang untuk lebih mengembangkan kebudayaan mereka.

·         Gejala Baru dalam Kegiatan Seni-Budaya

(1) Arah baru bagi Kegiatan Ilmiah Menghadapi kelemahan ilmu metafisika yang lebih mengutamakan teori, di dalam kalangan kesarjanaan kerajaan Choson muncul suatu gerakan yang lebih mengutamakan filsafat pragmatis dalam rangka memperbaharui kehidpan sosial yang tidak stabil dan membuat jalan keluar bagi permasalahan bangsa dan negara.
(2) Pertumbuhan dan perkembangn Ilmu Pragmatis Han Baek-Kyom dan Yi Su-Kwang merupakan pelopor ilmu pragmatis kerajaan Choson. Ilmu pragmatis kemudian dikembangkan oleh Yu Hyong-Won dan Yi Ik menjadi suatu ilmu baru. Meskipun Yu Hyong-Won dan Yi Ik mendapat tawaran untuk memperoleh jabatan dalam pemerintahan pusat, mereka menolak tawaran tersebut dan memilih untuk mengajar murid-muridnya di kampung halamannya masing-masing dan sambil terus meletakkan landasan yang kokoh bagi pengembangan ilmu pragmatis.
(3) Pengembangan Kuk-Hak ( Pelajaran Nasional ) dan arti pergerakan Pragmatis Berkat kegiatan sarjana ilmu pragmatis sejak abad ke-18 sa,pai akhir abad ke-19 ilmu-ilmu kerajaan Choson berkembang pesat. Khususnya il,u Kuk-Hak ( Pelajaran Nasional ). Kegiatan para sarjana ilmu pragmatis itu berhasil mendorong modernisasi dan kesadaran bangsa korea.
(4) Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Seiring dengan penyebarluasan kegiatan seni-budaya, kegiatan industri, termasuk ilmu pengetahuan mengenai dunia medis, berkembang dengan pesat. Teknologi medis dunia barat juga diterapkan.
(5) Pertumbuhan kegiatan Kebudayaan Masyarakat Pertumbuhan pesat kegiatan industri dan terguncangnya sistem struktur social masyarakat telah mendorong meningkatnya perhatian masyarakat terhadap bidang pendidikan dan kebudayaan. Seiring deng bertambahnya pemahaman masyarakat, muncul orang-orang baru yamg cukup berbakat di bidang seni-budaya.

Abjad Hangul & Raja Sejong Dae Wang
Raja Sejong atau disebut dengan Raja Sejong Yang Agung (Sejong Dae Wang) (Han: 세종대왕)(7 Mei 1397 – 18 Mei 1450, berkuasa 1418 – 1450) adalah seorang raja yang ke-4 dari Dinasti Joseon yang memerintah Korea. Raja Sejong sangat terkenal karena jasanya dalam menciptakan abjad Korea, Hangeul yang menggantikan penggunaan cara penulisan dengan Hanja. Raja Sejong adalah penguasa Korea kedua yang mendapatkan gelar Raja Yang Agung atau Raja Besar setelah Raja Gwanggaeto dari Kerajaan Goguryeo. Sejong sangat terkenal akan kepandaiannya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masa pemerintahannya, namun menurut sejarawan Yung Sik Kim, masih sedikit sekali karya Raja Sejong yang baru dikenal dan harus dikaji lebih banyak lagi.
Raja Sejong membantu para petani membuat buku mengenai pertanian yang disebut Nongsa Jikseol yang berisi pengajaran berbagai cara atau teknik bertani untuk berbagai daerah-daerah di negerinya. Teknik-teknik ini diperlukan guna meningkatkan hasil pertanian rakyat.
Dalam masa pemerintahannya, Jang Yeong-sil (蔣英實) menjadi terkenal sebagai seorang ilmuwan besar. penciptaan abjad hangeul, sistem abjad fonetik yang cocok untuk bahasa Korea.
Sebelum penggunaan hangul meluas, hanya anggota masyarakat dari kalangan bangsawan yang bisa membaca tulisan (hanja dasarnya dipergunakan untuk menulis kata dalam bahasa Korea dengan tulisan Cina, sedangkan sistem hanmun adalah tulisan Cina klasik yang digunakan untuk menulis dokumen). Seseorang harus mempelajari sistem penulisan hanja yang sulit untuk membaca atau menulis.

Hangeul Tempo Doeloe
Raja Sejong memperkenalkan 28 buah abjad baru agar semua golongan rakyat dapat membaca dan menulis dengan mudah. Hangeul dianggap perlambang identitas budaya untuk Joseon. Abjad hangeul dikeluarkan pada tahun 1446 dan dilarang penggunaanya di awal abad ke-20 saat penjajahan Jepang.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Blog Themes | Bloggerized by andri pradinata - Gold Blogger Themes | AP14