Pengertian Evaluasi Program
Pemahaman
mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan
pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian
evaluasi menurut Stufflebeam yang di kutip oleh Ansyar (1989) bahwa evaluasi
adalah proses memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk
mempertimbangkan alternatif-alternatif pengambilan keputusan. Selanjutnya The
joint committee on Standars For Educational Evaluation(1994) , mendefinisikan
bahwa evaluasi sebagai kegiatan investigasi yang sistematis tentang
keberhasilan suatu tujuan. Sedangkan Djaali, Mulyono dan Ramli (2000)
mendefinisikan bahwa Evaluasi sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan
standar objektif yang telah ditetapkan kemudian diambil keputusan atas obyek
yang dievaluasi.
Terdapat
banyak model evaluasi program yang digunakan oleh ahli salah satunya adalah
model cipp (context-input-process-product). Model ini dikembangkan oleh
stufflebeam, model cipp ini diperkenalkan pada tahun 1971 yang melihat kepada
empat dimensi yaitu dimensi context, dimensi input, dimensi process dan dimensi
product.
Program Evaluasi Model CIPP
Model
ini bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan progran pendidikan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti : karakteristik peserta didik dan lingkungan,
tujuan program dan peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan
program itu sendiri.
Evaluasi
model ini bermaksud membandingkan kinerja dari berbagai dimensi program dengan
sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment
mengenai kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi
Stufflebeam
melihat tujuan evaluasi sebagai:
1. Penetapan
dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif;
2. Membantu
audience untuk menilai dan mengembangkan manfaat program pendidikan atau
obyek;
3. Membantu
pengembangan kebijakan dan program.
Model
evaluasi ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh
para evaluator. Model CIPP ini dikembangkan oleh Stufflebeam dan kawan-kawan
(1967) di Ohio State University. CIPP yang merupakan sebuah singkatan dari
huruf awal empat buah kata, yaitu
Context
evaluation : evaluasi terhadap konteks
Input
evaluation : evaluasi terhadap masukan
Process
evaluation : evaluasi terhadap proses
Product
evaluation : evaluasi terhadap hasil
Keempat
kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan sasaran evaluasi,
yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Dengan
kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang
dievaluasi sebagai sebuah sistem.
Model
Evaluasi CIPP
Aspect
of evaluation
|
Type
of decision
|
Kind
of question answered
|
Context
evaluation
|
Planning
decisions
|
What
should we do?
|
Input
evaluation
|
Structuring
decisions
|
How
should we do it?
|
Process
evaluation
|
Implementing
decisions
|
Are
we doing it as planned? And if not, why not?
|
Product
evaluation
|
Recycling
decisions
|
Did
it work?
|
Sumber
: The CIPP approach to evaluation (Bernadette Robinson, 2002)
Empat
aspek Model Evaluasi CIPP (context, input, process and output) membantu
pengambil keputusan untuk menjawab empat pertanyaan dasar mengenai;
1. Apa
yang harus dilakukan (What should we do?); mengumpulkan dan
menganalisa needs assessment data untuk menentukan tujuan, prioritas
dan sasaran.
2. Bagaimana
kita melaksanakannya (How should we do it?); sumber daya dan langkah-langkah
yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan dan mungkin meliputi
identifikasi program eksternal dan material dalam mengumpulkan informasi
3. Apakah
dikerjakan sesuai rencana (Are we doing it as planned?); Ini menyediakan
pengambil-keputusan informasi tentang seberapa baik program diterapkan.
Dengan secara terus-menerus monitoring program, pengambil-keputusan mempelajari
seberapa baik pelaksanaan telah sesuai petunjuk dan rencana, konflik yang
timbul, dukungan staff dan moral, kekuatan dan kelemahan material, dan
permasalahan penganggaran.
4. Apakah
berhasil (Did it work?); Dengan mengukur outcome dan membandingkannya pada
hasil yang diharapkan, pengambil-keputusan menjadi lebih mampu memutuskan jika
program harus dilanjutkan, dimodifikasi, atau dihentikan sama sekali.
Penjelasan
atas masing-masing aspek dalam model evaluasi CIPP adalah sebagai berikut:
1) Evaluasi
Konteks
Konteks
disini diartikan yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi
jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program
yang bersangkutan, seperti : kebijakan departemen atau unit kerja yang
bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun waktu
tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan,
dan sebagainya.
Evaluasi
Konteks menilai kebutuhan, permasalahan, aset, dan peluang untuk membantu
pembuat keputusan menetapkan tujuan dan prioritas serta membantu stakeholder menilai
tujuan, prioritas, dan hasil.
Menurut
Sarah McCann dalam Arikunto (2004) evaluasi konteks meliputi penggambaran latar
belakang program yang dievaluasi, memberikan tujuan program dan analisis
kebutuhan dari suatu sistem, menentukan sasaran program, dan menentukan
sejauhmana tawaran ini cukup responsif terhadap kebutuhan yang sudah
diidentifikasi. Penilaian konteks dilakukan untuk menjawab pertanyaan “Apakah
tujuan yang ingin dicapai, yang telah dirumuskan dalam program benar-benar
dibutuhkan oleh masyarakat?”
Konteks
evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan
dicapai oleh program, dan merumuskan tujuan program.
Evaluasi
konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang
tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek.
2) Evaluasi
Masukan (Input)
Tahap
kedua dari model CIPP adalah evaluasi masukan. Tujuan utama evaluasi ini adalah
untuk mengaitkan tujuan, konteks, input, proses dengan hasil program. Evaluasi
ini juga untuk menentukan kesesuaian lingkungan dalam membantu pencapaian
tujuan dan objectif program. Disamping itu, evaluasi ini dibuat untuk
memperbaiki program bukan untuk membuktikan suatu kebenaran (The purpose of
evaluation is not to prove but to Improve, Stufflebeam, 1997 dalam Arikunto
2004).
Model
evaluasi CIPP digunakan untuk mengukur, menterjemahkan dan mengesahkan
perjalanan suatu program, dimana kekuatan dan kelemahan program dikenali.
Kekuatan dan kelemahan program ini meliputi institusi, program itu sendiri,
sasaran populasi/ individu.Model evaluasi ini meliputi kegiatan pendeskripsian
masukan dan sumberdaya program, perkiraan untung rugi, dan melihat alternatif
prosedur dan strategi apa yang perlu disarankan dan dipertimbangkan (Guba &
Stufflebeam, 1970). Singkatnya, input merupakan model yang digunakan
untuk menentukan bagaimana cara agar penggunaan sumberdaya yang ada bisa
mencapai tujuan serta secara esensial memberikan informasi tentang apakah perlu
mencari bantuan dari pihak lain atau tidak. Aspek input juga membantu
menentukan prosedur dan desain untuk mengimplementasikan program
Evaluasi
ini menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif
apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, bagaimana
prosedur kerja untuk mencapainya.
Menurut
Stufflebeam pertanyaan yang berkenaan dengan masukan mengaral pada
"pemecahan masalah" yang mendorong diselenggarakannya progran yang
bersangkutan.
Misalnya
pada evaluasi kurikulum, pertanyaan yang diajukan antara lain :
a. Apakah
proses metode belajar mengajar yang diberikan memberikan dampak jelas pada
perkembangan peserta didik?
b. Bagaimana reaksi
peserta didik terhadap metode pembelajaran yang diberikan?
3) Evaluasi
Proses
Evaluasi
proses dalam model CIPP diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan
sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Evaluasi proses dalam model CIPP
menunjuk pada "apa" (what) kegiatan yang dilakukan dalam program,
"siapa" (who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program,
"kapan" (when) kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi
proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program
sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Oleh Stufflebeam(dalam Arikunto, 2004),
mengusulkan pertanyaan untuk proses antara lain sebagai berikut:
a. Apakah
pelaksanaan program sesuai dengan jadwal.
b. Apakah
yang terlibat dalam pelaksanaan program akan sanggup menangani kegiatan selama
program berlangsung ?
c. Apakah
sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal?
d. Hambatan-hambatan apa
saja yang dijumpai selama pelaksanaan program?
4) Evaluasi
pada produk atau hasil
Evaluasi
produk diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada
masukan mentah. Pertanyaan-pertanyaan yang bisa diajukan antara lain:
a. Apakah
tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai?
b. Apakah
kebutuhan peserta didik sudah dapat dipenuhi selama proses belajar mengajar?
Kelebihan dan
Kelemahan Model CIPP
Seperti
layaknya suatu pendekatan dalam ilmu social, cipp memiliki beberapa kelebihan
dan kelemahan :
1. Keunggulan model
cipp
Cipp memiliki
pendekatan yang holistik dalam evaluasi, bertujuan memberikan gambaran yang
sangat detail dan luas terhadap suatu proyek, mulai dari konteksnya hingga saat
proses implementasi.
Cipp memiliki potensi
untuk bergerak di wilayah evaluasiformative dan summative. Sehingga
sama baiknya dalam membantu melakukan perbaikan selama program berjalan, maupun
memberikan informasi final.
2. Kelemahan model cipp
Terlalu mementingkan
bagaimana proses seharusnya daripada kenyataan di lapangan
Kesannya
terlalu top down dengan sifat manajerial dalam pendekatannya
Cenderung fokus
pada rational management ketimbang mengakui kompleksitas realitas
empiris.
Sumber :
Arifin,Suharsimi.dkk.2010.Evaluasi
Program Pendidikan Jakarta:Bumi
Aksara.
Arifin,Zaenal.2009.Evaluasi
Pembelajaran.Bandung:Remaja Rosdokarya.
Nasution,
S. 1994. Dasar-dasar Kurikulum. Bandung: Angkasa.